Cuma urusan fana, jangan terlalu keras pada diri sendiri

id terlalu keras pada diri sendiri,Self Compassion,belas kasih pada diri sendiri,welas asih

Cuma urusan fana, jangan terlalu keras pada diri sendiri

Ilustrasi orang bekerja. (ANTARA/JESHOOTS-com -Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Era industri telah melahirkan manusia-manusia kompetitif bermental petarung yang terobsesi menjadi juara, dengan memenangi segala tantangan dan persaingan. Untuk menjadi yang terbaik, orang-orang mengejar kesempurnaan hingga bersikap terlalu keras pada diri sendiri. Bila menyadari bahwa semua yang kita kejar hanya bersifat fana, maka untuk apa memperlakukan diri sebegitu kejamnya.

Seorang profesor psikologi di Universitas Texas Dr. Kristin Neff menyatakan The Power of Self Compassion adalah menyayangi diri kita sendiri merupakan sesuatu hal yang penting.

Hidup di masa yang serba kompetitif membuat orang cenderung memaksakan diri dalam melakukan dan menggapai banyak hal, hingga kehilangan sikap sayang pada diri sendiri. Bekerja terlalu keras tak mengenal waktu, berjibaku menaklukkan batasan dari tenggat waktu ke tenggat waktu, menentukan target demi target, dan lalu berlarian menggapai target itu. Seolah semua tak bisa ditawar dan wajib dicapai seluruhnya.

Tuhan menciptakan waktu, ada siang dan malam. Siang adalah waktu untuk manusia bekerja dan beraktivitas, sedangkan malam ketika matahari telah pergi ke peraduan, merupakan waktu mengambil jeda guna mengistirahatkan tubuh. Tetapi para perfeksionis pengejar target, tak segan melawan hukum alam dengan terus giat bekerja hingga lewat tengah malam. Ia tak memberi hak istirahat kepada badan, kecuali hanya sedikit.

Penganiayaan terhadap tubuh yang berlangsung bertahun-tahun mengakibatkan seseorang memanen penyakit ketika memasuki masa tua, bahkan bisa lebih cepat dari itu. Bila anda sekarang sudah mulai mencicipi sejumlah penyakit, coba tengok ke belakang, bagaimana selama ini memperlakukan tubuh. Jangan tunggu “ditegur” oleh badan sendiri baru sadar akan pentingnya berperilaku hidup seimbang dan sehat.

Bekerja dan berkarya itu seperti lari maraton, menempuh jarak yang panjang. Bukan lari jarak pendek yang hanya ratusan meter. Pelari jarak pendek bisa langsung menggeber kecepatan untuk sampai pada garis finish dalam waktu singkat, sedangkan pelari maraton harus mengatur stamina agar mampu terus berlari pada lintasan yang jauh.