Victor Osimhen, Indonesia, dan warisan Piala Dunia U-17

id Piala Dunia U-17 2023, Victos Osimhen, Piala Dunia,Timnas Indonesia,berita sumsel, berita palembang

Victor Osimhen, Indonesia, dan warisan Piala Dunia U-17

Victor Osimhen (kanan) saat bersama timnas U-17 Nigeria, kala berduel dengan Abdoul Dante dari timnas U-17 Mali dalam final Piala Dunia U-17 Chile 2015 di Stadion Sausalito di Vina del Mar, Chile, pada 8 November 2015. ANTARA/AFP/ANDRES PINA.

Jakarta (ANTARA) - Sebelum 5 Mei 2023, Napoli hanya dua kali menjuarai Serie A Italia, yakni pada 1987 dan 1990.

Intervensi megabintang dan legenda dunia, Diego Maradona, menjadi faktor terbesar yang menentukan kesuksesan Napoli saat itu.

Baru 33 tahun kemudian Napoli bisa menyandang lagi gelar juara liga ketika finis urutan pertama pada musim 2022-2023.

Hampir sama dengan era Maradona, kali ini pun ada seorang pemain istimewa yang berada di balik kebangkitan Napoli. Orang itu adalah pesepak bola Nigeria bernama Victor Osimhen.

Sejak merekrut Osimhen pada 2020, Napoli berubah signifikan, dari sebelumnya peringkat 7, menjadi 5, kemudian naik lagi ke peringkat 3, dan akhirnya finis memuncaki klasemen liga pada musim 2022-2023.

Napoli pun mendapatkan lagi trofi liga setelah lenyap dari almari piala mereka sejak 33 tahun lalu.

Pada musim 2022-2023 itu juga, Osimhen menjadi pencetak gol terbanyak Serie A dengan 26 gol. Dia menjadi pesepak bola Afrika pertama yang membuat pencapaian itu.

Sejak bergabung dengan Napoli, Osimhen telah mencetak 56 gol dari total 91 penampilan bersama klub itu.

Bagaimana Osimhen bisa begitu produktif di sebuah liga yang sangat kompetitif seperti Serie A?
Ternyata, itu semua terjadi karena Osimhen membangunnya sejak dini.

Osimhen tak melupakan awal yang mengubah dirinya tersebut, khususnya Piala Dunia U-17 2015 di Chile.

"Piala Dunia U-17 adalah titik balik bagi saya," kata Osimhen kepada Sportsmail pada April 2023.

Turnamen itulah awal orang mengenali talenta dan potensi bintang Osimhen, sementara Osimhen sendiri merasa Piala Dunia U-17 telah mengubah kehidupan pribadinya menjadi jauh lebih baik.

Beberapa bulan sebelum masuk timnas U-17 Nigeria, Osimhen adalah remaja yang hidup sengsara yang banting tulang membantu keluarganya yang miskin, sampai harus menjual air kemasan.

"Awalnya saya tak masuk hitungan, dan ketika mengetahui tak masuk hitungan, saya menangis. Tapi saya terus berusaha, sampai akhirnya terpilih juga," kenang Osimhen, tentang kisah dirinya masuk timnas U-17 Nigeria.

Pada Piala Dunia U-17 2015, dalam usia 17 tahun 10 bulan, Osimhen merebut Golden Booth karena mencetak gol terbanyak.

Dia selalu mencetak gol dalam tujuh laga yang dijalani Nigeria dalam Piala Dunia U-17 edisi itu. Jumlahnya, 10 gol.

Aksi fenomenal Osimhen itu menyempurnakan pencapaian Nigeria pada 2015 yang untuk kelima kalinya menjuarai Piala Dunia U-17. Sampai kini belum ada yang bisa menyamai pencapaian Nigeria itu. Ketajaman Osimhen berlanjut. Dia mencetak 3 gol dari empat penampilan bersama Nigeria U-23. Sedangkan bersama timnas senior Nigeria sejak 2017, Osimhen telah mempersembahkan 20 gol dari 27 penampilan.

Sayang, dia gagal unjuk gigi dalam Piala Dunia Qatar 2022 setelah Nigeria kalah gol tandang dari Ghana saat berebut satu dari empat tiket Afrika untuk Piala Dunia. Namun, Osimhen tetap bersinar bersama Napoli.

Ada banyak atlet sepak bola seperti Osimhen yang menganggap Piala Dunia U-17 sebagai rahim untuk perubahan diri mereka sebagai superstar global, termasuk Cesc Fabregas, Toni Kroos, dan Phil Foden.

Calon-calon superstar yang tengah bertanding dalam Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, juga sedang melalui momen yang bisa mengubah nasib hidupnya itu, termasuk duet Argentina, Claudio Echeverri dan Agustín Ruberto, yang masing-masing sudah mencetak lima gol.

Masih ada trio Mali (Ibrahim Diarra, Mahamoud Barry, Mamadou Doumbia), Joan Tincres dari Prancis, dan Max Moerstedt dari Jerman.

Juga, pemain-pemain yang tak mencetak gol tapi menjadi bagian penting timnya, termasuk Baye Coulibaly dari Mali yang disebut-sebut calon bek tengah terbaik di dunia suatu hari nanti.

Mereka tengah membuka jalan menuju kebintangan seperti sudah dijejak Osimhen delapan tahun silam.

Ketika akhirnya mencapai status bintang seperti direngkuh Osimhen, pemain-pemain itu tak akan lupa kepada Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, seperti Piala Dunia U-17 Chile 2015 yang tak pernah dilupakan Osimhen.

Piala Dunia U-17 2023 juga bisa menjadi tempat lahirnya juara baru Piala Dunia U-17, mengingat tiga dari empat semifinalis saat ini adalah tim-tim yang belum pernah mengangkat trofi U-17. Prancis menjadi satu-satunya mantan juara dunia yang maju ke babak ini, sedangkan Mali, Argentina, dan Jerman belum pernah menjuarai turnamen ini.

Piala Dunia U-17 di Indonesia ini juga bisa menjadi embrio untuk lahirnya generasi emas dalam sepak bola dunia yang menjadi tulang punggung negaranya ketika mendominasi sepak bola dunia di masa depan.

Bagi penggemar sepak bola Indonesia sendiri, Piala Dunia U-17 2023, termasuk partai semifinal yang pastinya menarik, bisa menjadi pengalaman berharga, bahkan menjadi inspirasi.

Menjadi saksi untuk lahirnya calon-calon superstar yang bakal merajai sepak bola global, adalah pengalaman yang menarik.

Itu juga bisa menjadi inspirasi untuk sepak bola Indonesia dalam menguakkan talenta-talenta hebat di dalam negeri yang suatu saat nanti mendorong Indonesia tampil hebat dalam setiap kompetisi internasional.

Lain dari itu, stadion-stadion yang megah dan manajemen pertandingan yang modern selama Piala Dunia U-17 2023, bisa membuat masyarakat sepak bola nasional mendapatkan pelajaran berharga yang bisa menguatkan tekad dan kepercayaan diri.

FIFA sendiri terlihat puas kepada apa yang diberikan Indonesia untuk turnamen ini. Ini bisa menjadi energi tambahan yang memperbesarkan keyakinan Indonesia bahwa Piala Dunia U-17 2023 hanyalah awal untuk turnamen-turnamen lebih besar lagi.

Bukan tak mungkin sukses Piala Dunia U-17 2023 menjadi momen untuk jatuh cintanya sepak bola global kepada Indonesia sehingga suatu saat nanti mempercayakan Piala Dunia kepada Indonesia, baik secara sendiri maupun bersama negara-negara Asia Tenggara lain.

Sebuah Piala Dunia yang digelar di bagian tenggara Asia yang kebanyakan dari total 689 juta penduduknya menggemari sepak bola adalah ide yang menarik untuk diwujudkan.

FIFA yang mengampanyekan slogan "sepak bola menyatukan dunia" perlu mempertimbangkan ide itu baik-baik.