Sumsel gelar pasar murah beras guna bantu masyarakat miskin
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar pasar murah beras di Kota Palembang dan 16 kabupaten/kota lainnya untuk membantu masyarakat miskin yang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan akibat kenaikan harga.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya pada peluncuran program tersebut di Pasar Lemabang Palembang, Minggu, mengatakan, pemprov bekerja sama dengan Bulog akan menyalurkan beras ke warga miskin dengan harga Rp5.000/kg. Pemprov Sumsel, lanjutnya, memberikan subsidi tambahan dari APBD senilai Rp3.500/kg sehingga beras dapat dijual dengan harga Rp5.000/kg.
“Jika merujuk pemerintah pusat itu hanya Rp8.500/kg. tapi kami turunkan lagi menjadi Rp5.000/kg,” katanya.
Tahap awal pasar murah itu diadakan di 30 pasar Kota Palembang dan akan diperluas hingga ke seluruh kabupaten/kota. “Saya juga ingatkan, program ini untuk masyarakat miskin, jangan ada yang cari-cari kesempatan. Jika sudah kaya, jangan beli beras ini,” kata Mawardi.
Dalam kegiatan pasar murah itu, ratusan warga mengantre untuk mendapatkan beras medium sebanyak 10 kg dengan harga Rp50.000. Mereka yang mengantre adalah warga yang telah mendapatkan pembagian kupon dari instansi terkait.
Salah seorang penerima bantuan Sripah, warga 3 Ilir Palembang mengatakan merasa terbantu atas program itu. “Sebulan terakhir ini harga beras naik, sampai-sampai saya beli beras murah merek Wayang yang banyak hancurnya. Itu saja harganya sudah Rp9.500/kg,” katanya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Erwin Soeriadimadja mengatakan BI sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau perkembangan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok untuk menjaga daya beli masyarakat.
TPID menargetkan inflasi tak melampaui angka di atas 5 persen, mengingat target tahunan sebesar 3 persen plus minus satu persen.
“TPID menyarankan pemerintah untuk menggelar operasi pasar dan pasar murah agar gejolak harga dapat diredam dan masyarakat terbantu,” kata dia.
Erwin mengatakan banyak hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan beras ini. Selain karena adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), juga dipengaruhi periode menjelang akhir tahun dan kelancaran distribusi dan pasokan.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Eko Hari Kuncahyo menambahkan sejak awal tahun hingga September 2022 sudah menyalurkan beras murah dalam operasi pasar sebanyak 28.000 ton.
Hingga kini pihaknya terus melakukan penyerapan beras terhadap beras petani, dan masyarakat tak perlu khawatir karena stok yang ada dapat dipenuhi sampai awal tahun 2023.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya pada peluncuran program tersebut di Pasar Lemabang Palembang, Minggu, mengatakan, pemprov bekerja sama dengan Bulog akan menyalurkan beras ke warga miskin dengan harga Rp5.000/kg. Pemprov Sumsel, lanjutnya, memberikan subsidi tambahan dari APBD senilai Rp3.500/kg sehingga beras dapat dijual dengan harga Rp5.000/kg.
“Jika merujuk pemerintah pusat itu hanya Rp8.500/kg. tapi kami turunkan lagi menjadi Rp5.000/kg,” katanya.
Tahap awal pasar murah itu diadakan di 30 pasar Kota Palembang dan akan diperluas hingga ke seluruh kabupaten/kota. “Saya juga ingatkan, program ini untuk masyarakat miskin, jangan ada yang cari-cari kesempatan. Jika sudah kaya, jangan beli beras ini,” kata Mawardi.
Dalam kegiatan pasar murah itu, ratusan warga mengantre untuk mendapatkan beras medium sebanyak 10 kg dengan harga Rp50.000. Mereka yang mengantre adalah warga yang telah mendapatkan pembagian kupon dari instansi terkait.
Salah seorang penerima bantuan Sripah, warga 3 Ilir Palembang mengatakan merasa terbantu atas program itu. “Sebulan terakhir ini harga beras naik, sampai-sampai saya beli beras murah merek Wayang yang banyak hancurnya. Itu saja harganya sudah Rp9.500/kg,” katanya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Erwin Soeriadimadja mengatakan BI sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau perkembangan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok untuk menjaga daya beli masyarakat.
TPID menargetkan inflasi tak melampaui angka di atas 5 persen, mengingat target tahunan sebesar 3 persen plus minus satu persen.
“TPID menyarankan pemerintah untuk menggelar operasi pasar dan pasar murah agar gejolak harga dapat diredam dan masyarakat terbantu,” kata dia.
Erwin mengatakan banyak hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan beras ini. Selain karena adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), juga dipengaruhi periode menjelang akhir tahun dan kelancaran distribusi dan pasokan.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Eko Hari Kuncahyo menambahkan sejak awal tahun hingga September 2022 sudah menyalurkan beras murah dalam operasi pasar sebanyak 28.000 ton.
Hingga kini pihaknya terus melakukan penyerapan beras terhadap beras petani, dan masyarakat tak perlu khawatir karena stok yang ada dapat dipenuhi sampai awal tahun 2023.