Sterling dan Walker alami rasisme setelah Manchester City kalah

id pelecehan rasial,raheem sterling,kyle walker,marcus rashford,berita sumsel, berita palembang, palembang hari ini

Sterling dan Walker alami rasisme setelah Manchester City kalah

Penyerang sayap Manchester City, Raheem Sterling ketika menghadiri jumpa pers di London, Inggris, Senin (8/4/2019) setempat, sehari sebelum menjalani laga pertama perempat final Liga Champions kontra TOttenham Hotspur. (ANTARA/REUTERS/John Sibley)

Jakarta (ANTARA) - Penyerang Manchester City Raheem Sterling dan pemain bertahan Kyle Walker mengalami pelecehan rasial pada Instagram menyusul kekalahan tim tersebut 0-1 oleh Chelsea dalam final Liga Champions, Sabtu waktu setempat, demikian laporan Sky Sports yang dikutip Reuters.

Laporan tersebut mengatakan keduanya dikirimi emoji kera pada Instagram mereka setelah pertandingan.

Baca juga: Pep Guardiola berjanji bawa Manchester City ke final Liga Champions

Sterling juga menjadi target menyusul kemenangan City pada semifinal atas Paris St Germain, tidak lama setelah kampanye boikot media sosial sepak bola Inggris berakhir awal bulan ini.

Reuters telah mengontak Facebook, yang memiliki Instagram, untuk meminta komentar.

Beberapa pemain di klub Liga Premier telah menjadi target dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pemain Manchester United Anthony Martial, pemain Liverpool Trent-Alexander Arnold dan Sadio Mane serta pemain Chelsea Reece James.

Baca juga: Thomas Tuchel berambisi raih lebih banyak gelar bersama Chelsea
Baca juga: Gundogan cedera ringan saat sesi latihan terakhir Manchester City


Penyerang Manchester United Marcus Rashford mengatakan bahwa ia telah menjadi sasaran "sedikitnya 70 penghinaan rasial" pada media sosial setelah kekalahan pada Rabu oleh Villarreal dalam final Liga Europa.

Pada Februari, badan Sepak Bola Inggris mengirim surat terbuka kepada Facebook dan Twitter, mendesak pemblokiran dan penghapusan segera posting yang ofensif, serta proses verifikasi yang lebih baik bagi pengguna.

Instagram telah mengumumkan langkah-langkah baru dan Twitter berjanji untuk melanjutkan upayanya setelah mengambil tindakan pada lebih dari 700 kasus pelecehan terkait sepak bola di Inggris pada 2019.

Inggris Raya bulan ini mengatakan satu rencana undang-undang baru yang akan membuat perusahaan media sosial didenda hingga 10% dari omset atau 18 juta pound jika mereka gagal memberantas pelecehan secara daring, sementara manajer senior juga bisa menghadapi tindakan kriminal.