Jakarta (ANTARA) - Media sosial terbesar dunia Facebook mengumumkan sedang menyiapkan sarana baru untuk mempermudah semua orang mendapatkan vaksinasi, termasuk mengenai kapan dan di mana pengguna Facebook bisa mendapatkan vaksinasi.
Fitur itu juga akan memberikan tautan untuk pengguna bisa membuat janji vaksinasi dengan fasilitas kesehatan. "Ini akan ada di Pusat Informasi COVID-19, yang akan kami tunjukkan kepada orang-orang langsung di News Feed mereka," kata CEO Facebook Mark Zuckerberg di Twitter, dikutip Kamis.
Zuckerberg mengatakan, Facebook telah melihat orang-orang menggunakan Facebook untuk membuat janji vaksinasi, jadi ini akan memungkinkan jutaan orang untuk melakukan hal yang sama. "Kedua, kami menghadirkan Pusat Informasi COVID ke Instagram, dan kami juga akan menunjukkannya kepada orang-orang di sana."
Mark Zuckerberg juga mengatakan, Facebook bekerja dengan otoritas kesehatan dan pemerintah untuk memperluas chatbot WhatsApp mereka untuk membantu orang mendaftar untuk divaksin. Lebih dari 3 miliar pesan terkait COVID telah dikirim oleh pemerintah, organisasi nirlaba, dan organisasi internasional kepada warga negara melalui chatbots WhatsApp resmi, jadi pembaruan ini juga akan membantu upaya vaksinasi.
Data menunjukkan vaksin itu aman dan berfungsi. "Mereka adalah harapan terbaik kami untuk melewati virus ini dan kembali ke kehidupan normal. Saya menantikan untuk mendapatkan (vaksin) milik saya, dan saya harap Anda juga," tambah Zuckerberg.
Hingga saat ini, Facebook melaporkan bahwa 3 miliar pesan telah dikirim oleh pemerintah, organisasi nirlaba, dan organisasi internasional kepada warga negara melalui chatbot WhatsApp resmi tentang COVID-19.
Minggu lalu, kota dan provinsi Buenos Aires, Argentina mengumumkan bahwa WhatsApp akan menjadi saluran resmi untuk mengirimkan notifikasi kepada warga ketika giliran mereka menerima vaksin.
Di Brasil, saluran bantuan WhatsApp digunakan sebagai saluran informasi dan dukungan bagi penduduk di Serrana, tempat otoritas kesehatan sedang menguji proyek vaksinasi massal pertama di negara tersebut.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan memulai Tahap II dari saluran bantuan pendaftaran vaksin WhatsApp, memperluas pendaftaran vaksin dari pekerja garis depan hingga lansia.
Pemerintah dan otoritas kesehatan lain, termasuk Afrika Selatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mulai memasukkan informasi vaksin terbaru ke saluran bantuan mereka.
Sejak awal pandemi COVID-19, Facebook telah bermitra dengan kementerian kesehatan dan organisasi yang berfokus pada kesehatan di lebih dari 170 negara dengan menyediakan iklan gratis, memungkinkan mitra untuk membagikan panduan kesehatan masyarakat mereka sendiri tentang COVID-19 dan informasi tentang vaksin.
Untuk negara-negara yang kurang terlayani dan populasi yang rentan seperti etnis minoritas dan pengungsi, Facebook juga bermitra dengan LSM lokal dan internasional yang ahli, seperti Korps Medis Internasional, yang menyediakan informasi COVID-19 yang disesuaikan dalam bahasa lokal.
Selain itu, Facebook terus bekerja dengan badan internasional seperti Uni Eropa dan Uni Afrika untuk mendukung tanggapan COVID-19 mereka. Misalnya, Facebook telah membantu Parlemen Eropa menjalankan kampanye iklan multibahasa di 27 Negara Anggota mereka, yang menampilkan video in-feed singkat di Facebook dan Instagram.
Berita Terkait
Distan OKU gelar gebyar vaksinasi pada Hari Rabies Sedunia
Sabtu, 28 September 2024 22:29 Wib
Rabies penyakit berbahaya dan berisiko kematian, vaksinasi hewan solusi pencegahannya
Kamis, 26 September 2024 19:40 Wib
Konvoi PBB membawa bahan bakar dan obat ditahan masuk Gaza oleh Israel
Selasa, 10 September 2024 8:47 Wib
Praktisi sarankan warga vaksinasi influenza usai libur Lebaran
Selasa, 16 April 2024 14:29 Wib
Satgas vaksinasi Dinas Peternakan OKU siap sisir 10 ribu ternak
Jumat, 1 Maret 2024 19:18 Wib
Cakupan vaksin PMK di OKU Selatan capai 100 persen pada 2023
Senin, 12 Februari 2024 16:13 Wib
Orang tua tak perlu khawatir bila ketinggalan jadwal imunisasi
Jumat, 12 Januari 2024 10:33 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib