Disbudpar Sumsel siapkan pameran museum keliling
Palembang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan saat ini tengah menyiapkan pameran museum keliling benda bersejarah peninggalan pejuang di Kota Palembang dan Lubuklinggau pada 23-25 November 2020.
Untuk melakukan pameran museum keliling pihaknya mengajak pengelola museum Subkos Lubuklinggau dan museum pahlawan nasional Mayjen TNI (Purn) dr A.K Gani, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal seusai rapat dengan pengelola museum A.K Gani di Palembang, Senin.
Kegiatan pameran keliling tersebut disiapkan oleh tim Museum Negeri Balaputra Dewa di bawah pimpinan Chandra Ampriyadi serta didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, katanya.
Dia menjelaskan, melalui pameran museum keliling tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat mengunjung museum yang menyimpan benda peninggalan dan "sejuta" cerita para pejuang masa kemerdekaan.
Selain itu dapat membantu pengelola museum melakukan penataan kembali koleksinya agar bisa ditampilkan lebih menarik oleh tim ahli museum negeri di bawah koordinasi Disbudpar Sumsel, ujarnya.
Kisah pejuang dan pahlawan nasional yang berkorban merebut kemerdekaan dari tangan penjajah perlu diketahui masyarakat luas terutama generasi muda penerus bangsa.
"Sekarang ini banyak generasi muda kurang mengenal pahlawan yang pada masanya memiliki kontribusi dan peran besar dalam merebut kemerdekaan, melalui pameran keliling museum perjuangan dan pahlawan nasional asal Sumsel ini diharapkan pintu masuk untuk menarik minat mereka mengenal dan mengenang jasa pahlawan sebagai motivasi untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal postif," ujar kadisbudpar.
Sementara Priyanti Gani pengelola museum pahlawan nasional dr A.K Gani menyambut gembira atas dipilihnya museum tersebut oleh pihak Disbudpar Sumsel sebagai salah satu lokasi pameran museum keliling.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan museum dr A. Gani bisa mendapat perhatian lebih besar dari masyarakat, pemerintah daerah dan pusat untuk membenahi dan mengembangkannya.
Dia menjelaskan, melalui museum ini masyarakat dapat melihat sejumlah benda peninggalan orang tuanya dan dokumen penting pada masa perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Orang tuanya Mayjen TNI (Purn) dr A.K Gani mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2007 semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dikenal luas sebagai seorang dokter, namun keahliannya di bidang politik, militer, seni, pemerintahan dan ekonominya diakui dalam sejarah Indonesia serta memiliki andil besar karena menjaga Ir Soekarno selama dua bulan di Palembang sebelum sang proklamator diasingkan ke Bengkulu.
A.K Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan Bendera Merah Putih dan membacakan Teks Proklamasi di Kota Palembang,
Jabatan tertingginya yakni menjadi Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Kemakmuran pada Kabinet Amir Sjarifudin I pada 1946 - 1948.
Saat ini namanya populer sebagai nama ruas jalan di berbagai daerah dan diabadikan menjadi nama rumah sakit militer Kesdam II Sriwijaya di kawasan Benteng Kuto Besak Palembang, karena orang tuanya sebagai Pangdam II Sriwijaya pertama sekaligus Gubernur Sumsel pada tahun 1949, kata Priyanti.
Untuk melakukan pameran museum keliling pihaknya mengajak pengelola museum Subkos Lubuklinggau dan museum pahlawan nasional Mayjen TNI (Purn) dr A.K Gani, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal seusai rapat dengan pengelola museum A.K Gani di Palembang, Senin.
Kegiatan pameran keliling tersebut disiapkan oleh tim Museum Negeri Balaputra Dewa di bawah pimpinan Chandra Ampriyadi serta didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, katanya.
Dia menjelaskan, melalui pameran museum keliling tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat mengunjung museum yang menyimpan benda peninggalan dan "sejuta" cerita para pejuang masa kemerdekaan.
Selain itu dapat membantu pengelola museum melakukan penataan kembali koleksinya agar bisa ditampilkan lebih menarik oleh tim ahli museum negeri di bawah koordinasi Disbudpar Sumsel, ujarnya.
Kisah pejuang dan pahlawan nasional yang berkorban merebut kemerdekaan dari tangan penjajah perlu diketahui masyarakat luas terutama generasi muda penerus bangsa.
"Sekarang ini banyak generasi muda kurang mengenal pahlawan yang pada masanya memiliki kontribusi dan peran besar dalam merebut kemerdekaan, melalui pameran keliling museum perjuangan dan pahlawan nasional asal Sumsel ini diharapkan pintu masuk untuk menarik minat mereka mengenal dan mengenang jasa pahlawan sebagai motivasi untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal postif," ujar kadisbudpar.
Sementara Priyanti Gani pengelola museum pahlawan nasional dr A.K Gani menyambut gembira atas dipilihnya museum tersebut oleh pihak Disbudpar Sumsel sebagai salah satu lokasi pameran museum keliling.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan museum dr A. Gani bisa mendapat perhatian lebih besar dari masyarakat, pemerintah daerah dan pusat untuk membenahi dan mengembangkannya.
Dia menjelaskan, melalui museum ini masyarakat dapat melihat sejumlah benda peninggalan orang tuanya dan dokumen penting pada masa perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Orang tuanya Mayjen TNI (Purn) dr A.K Gani mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2007 semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dikenal luas sebagai seorang dokter, namun keahliannya di bidang politik, militer, seni, pemerintahan dan ekonominya diakui dalam sejarah Indonesia serta memiliki andil besar karena menjaga Ir Soekarno selama dua bulan di Palembang sebelum sang proklamator diasingkan ke Bengkulu.
A.K Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan Bendera Merah Putih dan membacakan Teks Proklamasi di Kota Palembang,
Jabatan tertingginya yakni menjadi Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Kemakmuran pada Kabinet Amir Sjarifudin I pada 1946 - 1948.
Saat ini namanya populer sebagai nama ruas jalan di berbagai daerah dan diabadikan menjadi nama rumah sakit militer Kesdam II Sriwijaya di kawasan Benteng Kuto Besak Palembang, karena orang tuanya sebagai Pangdam II Sriwijaya pertama sekaligus Gubernur Sumsel pada tahun 1949, kata Priyanti.