Palembang (ANTARA) - Tiga hotel milik grup Aston di Kota Palembang, Sumatera Selatan berupaya bertahan buka meskipun terjadi penurunan okupansi atau tingkat hunian kamar secara drastis dampak pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) dalam beberapa bulan terakhir.
"Hotel grup kami di kota ini yakni Aston, Harper, dan Fave Hotel tetap berupaya melayani reservasi tamu setiap waktu dan memberikan pelayanan terbaik meskipun terjadi penurunan drastis," kata staf manajemen Grup Aston Palembang, Vina di Palembang, Sabtu.
Untuk mempertahankan operasional kamar hotel dan restoran di tengah kondisi sulit ini, pihaknya melakukan berbagai penghematan atau efisiensi.
Selain itu, pihaknya juga berupaya memberikan penawaran paket menginap dengan harga khusus yang terjangkau bagi semua kalangan, kata Vina.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin menjelaskan sebagian besar hotel di provinsi ini masih bertahan beroperasi meskipun secara bisnis merugi karena okupansi mengalami penurunan drastis dampak COVID-19.
Baca juga: Hotel di Palembang tutup sementara bertambah
Baca juga: Sejumlah hotel di Palembang wacanakan tutup sementara
Sedangkan hotel yang tidak mampu mempertahankan operasionalnya dan mengambil kebijakan menutup sementara sebagai dampak menurun tingkat hunian kamar terus bertambah.
Sebagai gambaran, jumlah hotel berbintang di Kota Palembang yang melakukan penutupan sementara awalnya pada 1 April 2020 hanya ada satu hotel yakni Hotel Santika Bandara, kini menjadi empat hotel.
Keempat hotel berbintang di Kota Palembang yang melakukan penutupan sementara yakni Hotel Santika Bandara, Sandjaya, Shofa Marwah, dan Hotel Sentosa
Sementara empat hotel di luar Palembang yang juga tutup sementara yakni dua hotel di Kota Prabumulih (Note Hotel dan Hotel Grand Citra), serta masing-masing satu hotel di Kota Lubuk Linggau (Daffam Hotel) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur (Hotel Dewi Martapura).
Manajemen beberapa hotel di Palembang dan sejumlah daerah Sumsel lainnya mulai menghentikan operasional karena tingkat huniannya terus bergerak turun sejak tiga bulan terakhir.
Tingkat hunian hotel sekarang ini mengalami terjun bebas mencapai 95 persen dari kapasitas kamar yang tersedia akibat wabah COVID-19.
"Jika kondisi tersebut terus memburuk, akan lebih banyak lagi anggota PHRI menutup kegiatan usaha mereka, karena pemasukan tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan setiap harinya," ujar Herlan.
Berita Terkait
PAD Palembang sektor pajak hotel capai Rp344 miliar
Selasa, 5 November 2024 8:30 Wib
Agak Laen! Menikmati Hidangan Kaya Rasa di Rumah Hantu
Rabu, 30 Oktober 2024 14:18 Wib
Polisiungkap peran lima pelaku pembubaran diskusi di Kemang
Minggu, 29 September 2024 17:06 Wib
Google tanggapi temuan pemalsuan data Google Bisnis hotel di Indonesia
Selasa, 13 Agustus 2024 14:45 Wib
Bocah tenggelam di kolam renang hotel di Pagaralam, sejumlah saksi dimintai keterangan
Senin, 15 Juli 2024 18:06 Wib
Komplotan penipu bermodus gendam meringkuk di hotel prodeo
Jumat, 1 Desember 2023 21:29 Wib
Samsat OKU beri diskon menginap di hotel untuk warga taat pajak
Selasa, 24 Oktober 2023 7:45 Wib
Mahfud MD minta Indobuildco kosongkan lahan Hotel Sultan
Jumat, 8 September 2023 16:05 Wib