Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) tetap mengharapkan atletnya tampil pada Olimpiade 2020 Tokyo Jepang yang salah satu diupayakan dengan mengejar tiket wild card dari penyelenggara Olimpide.
"Kalau melalui peringkat jelas sulit untuk saat ini, tapi tetap ada peluang. Melalui wild card. Nantikan dikocok. Harapan kami bisa dapat," kata Sekjen PB PJSI Bachtiar Utomo di Jakarta, Selasa.
Keinginan PB PJSI mengirimkan atlet ke Olimpiade Tokyo lewat wild card ini didasarkan kepada prestasi saat ini dan sistem pembinaan yang sudah berjalan bagus.
Prestasi terakhir yang diraih atlet judo Indonesia adalah meraih empat medali emas SEA Games 2019 Filipina, dari gabungan atlet junior dan senior. Hal ini menunjukkan sistem pembinaan sesuai dengan harapan.
Direktur Operasional Perum BULOG itu mengaku sudah menyiapkan atlet putra dan putri jika wild card judo didapatkan.
"Kami terus memantau perkembangan semua atlet baik putra maupun putri. Ada beberapa nama yang ada mempunyai peluang jika wild card itu bisa kami dapat," kata Bachtiar.
Pada sektor putri ada I Gusti Ayu Guna Kagiara dan Ni Kadek Ani Pandini, sedangkan pada putra ada nama Ikhsan Apriyadi hingga atlet muda asal Bali dari kelas +100 kg, Gede Agastya.
PB PJSI kini bergerak cepat dengan mendatangkan dua pelatih asal Jepang yaitu Hirofumi Otsuji dan Harukuni Shimoyama yang juga akan memberikan pelatihan pada pelatih Indonesia.
"Ini salah satu upaya untuk mendongkrak prestasi. Memang untuk Olimpiade Tokyo kita hanya berharap pada wild card, namun untuk Olimpiade 2024 adalah goal dari program ini. Kita harus lolos berdasarkan peringkat," kata Bachtiar.
Demi meningkatkan kemampuan pelatih Indonesia, PB PJSI bersama dengan dua pelatih asal Jepang itu akan menggelar seminar WAZA dan KATA lserta ujian Penyetaraan DAN dari Kodokan di padepokan judo nasional di Ciloto, Puncak, Jawa Barat, Rabu (29/1) dan akan dibuka Ketua Umum PB PJSI Jenderal TNI (Purn) Mulyono.