jaman sekarang masih ada menggunakan jasa dukun beranak

id dukun beranak,ibu hamil,membantu melahirkan,bidan,di perdalaman sumatera,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari

jaman sekarang masih ada menggunakan jasa dukun beranak

Arsip- Peranan Dukun Beranak di Riau Ternyata Masih Dominan. (ANTARA/frislidia)

Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah warga di Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau hingga kini masih menggunakan jasa dukun untuk memberikan pertolongan pada ibu hamil melahirkan.

"Sulit untuk mengajak masyarakat menggunakan jasa medis, malah lebih percaya pada dukun beranak, bahkan terbitnya surat edaran Kades tentang larangan praktik jasa dukun dalam persalinan, tidak digubris warga," kata Kepala Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Azirman di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Azirman, surat edaran tentang larangan praktik jasa dukun beranak sudah ditaati oleh dukun tersebut, namun justru warga banyak yang kemudian mendatangi rumah dukun itu untuk meminta bantuan persalinan.

Ia mengakui, sebagian warganya masih bertahan menggunakan jasa dukun dan lebih mempercayainya karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama.

"Padahal mempercayai dukun bertentangan dengan hati kita sendiri, sementara SE Kades tidak digubris warga kita dan ibu-ibu justru yang mendatangi kediaman dukun tersebut untuk mendapatkan bantuan persalinan, sebagian besar terjadi di desa tempatan," katanya.

Ia berharap BKKBN Provinsi Riau memberikan solusi dalam menghadapi masyarakat di desanya yang tidak mau menggunakan jasa medis itu.

Sementara itu Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Dr dr M Yani, MKes, PKK mengatakan terkait praktik dukun beranak contohnya di Surabaya cenderung menganggap keberadaan bidan adalah saingan mereka.

Namun keberadaan dukun beranak yang disegani sejak turun temurun itu membuat camat setempat turun lapangan, dan mencarikan solusinya antara lain melalui SK Bupati pemberian insentif untuk jasa dukun beranak yang membantu persalinan Rp100 ribu dari Bupati dan Rp100 ribu dari Kades serta dana BPJS Kesehatan jika dukun bekerjasama dengan bidan desa membantu persalinan.

"Bahkan ada ibu hamil yang mencari dukun, kemudian dukun membawa ibu hamil tersebut ke bidan untuk dibantu persalinan, sehingga antara bidan dan dukun beranak terjalin hubungan yang sangat harmonis," katanya.

Ibu hamil ditolong persalinannya oleh bidan, sedangkan dukun berada disampingnya memberikan semangat pada ibu yang akan melahirkan itu, serta memberikan kepercayaan pada bidan untuk menangani persalinan tersebut.

Contoh di atas, katanya lagi, menjadi salah satu solusi dalam menghadapai kepercayaan masyarakat terhadap dukun yang masih dianggap memiliki pengalaman dan keterampilan yang tinggi itu namun lambat laun juga bisa memperkenalkan masyarakat pada upaya medis.

Usaha renovasi persalinan dengan menggunakan bidan pascadukun beranak tersebut telah mengantarkan bupati setempat meriah peringkat dua dunia, dengan mem[eroleh penghargaan bupatinya jalan-jalan ke Karibia sementara dukun beranak tersebut hanya seputar Surabaya dan Jakarta.

"Upaya seperti contoh tersebut memang tidak mudah jika semuanya bisa berubah begitu saja, dan alangkah lebih baik jika tidak kesampingkan dukunnya, pertolongan persalinan bagi ibu hamil di deas bisa dilakukan bersama-sama dengan antara dukun dengan bidan desa," katanya.