Jakarta (ANTARA Sumsel) - PT Borneo Pasifik Global (BPG) yang mendapatkan kepercayaan mewakili Indonesia pada pameran pertambangan batubara atau "China Coal and Mining Expo (CCME)" di Beijing beberapa waktu lalu, menyatakan siap mendominasi pasar China.
"BPG berusaha agar konsumen industri, perusahaan pembangkit listrik hingga investor sektor pertambangan dan energi dari China bisa lebih memahami regulasi dan iklim usaha sektor pertambangan Indonesia," kata CEO BPG, Rendy Halim, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengingatkan bahwa China membutuhkan pasokan energi yang besar untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan sektor industri mereka, sehingga negeri Tirai Bambu itu membuka peluang lebih besar bagi pelaku usaha batubara Indonesia untuk meningkatkan volume ekspor ke China.
Sebagaimana diketahui, CCME adalah pameran pertambangan batu bara terbesar di China yang diadakan setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini, CCME mengambil tema "Intelligent Manufacturing, Leading the Future".
Pada tahun 2017 ini, CCME diikuti hampir 400 perusahaan dari 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman.
CCME menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan baik antara China dan Indonesia, khususnya dalam bidang perdagangan.
Calon pembeli dan investor dari China mendapatkan penjelasan terkait fluktuasi harga batu bara hingga jaminan transparansi dalam proses penambangan dan pengiriman komoditas tersebut.
Head of Sales PT BPG David Tjie mengatakan, hal ini berguna untuk meningkatkan keyakinan bahwa bisnis antara China dengan Indonesia itu sangat aman dan prospektif.
"Respons market amat baik. Mereka terlihat antusias untuk memahami lebih jauh perdagangan batu bara di Indonesia. Melalui pameran ini kami ingin membuat hubungan perdagangan batu bara antara Indonesia dan China menjadi lebih baik lagi di segala aspek," kata David Tjie.
Menurut dia, produk-produk BPG dengan tingkat kadar sulfur yang sangat rendah di bawah satu persen ini cocok untuk memenuhi kebutuhan konsumen di sektor industri China yang sangat peduli dengan tingkat kebersihan udara.
BPG memulai ekspor ke China pada 2015 dengan volume awal mencapai ratusan ribu ton per tahun. Pada akhir tahun 2017, secara kumulatif pertumbuhan ekspor ke China akan mencapai sebesar 310 persen.
Pada tahun ini, lanjutnya, ekspor batu bara dari Indonesia ke China telah menghasilkan devisa senilai 1,68 miliar dolar AS atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 1,03 miliar dolar.