Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengajak masyarakat memanfaatkan lahan 'tidur' yang jumlahnya mencapai ratusan ribu hektare menjadi lahan produktif seperti untuk kegiatan sektor pertanian dan peternakan.
"Dengan memanfaatkan lahan tidur yang tersebar di 17 kabupaten dan kota diharapkan dapat mengoptimalkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)," kata Gubernur Sumsel Herman Deru, di Palembang, Selasa.
Herman Deru menjelaskan, pihaknya berupaya melakukan berbagai cara untuk mempertahankan provinsi ini menjadi lumbung pangan nasional.
Selain mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang sudah diolah masyarakat selama ini, pihaknya berupaya mendorong pemanfaatan lahan tidur.
Luas wilayah provinsi ini secara keseluruhan mencapai 8.701.741 hektare yang tersebar di 13 kabupaten dan empat kota, 234 kecamatan, 384 kelurahan dan 2.859 desa.
Sedangkan mengenai luas lahan pertanian khususnya lahan sawah di provinsi ini mencapai 600 ribu hektare. Dengan pemanfaatan lahan tidur, diharapkan lahan sawah dan lahan untuk kegiatan pertanian lainnya, perkebunan, dan peternakan bisa semakin luas.
"Saya terus berupa memotivasi masyarakat memanfaatkan setiap jengkal lahan, melalui upaya tersebut diharapkan ke depan tidak ada lagi lahan tidur atau tidak produktif," ujar Gubernur.
Sementara itu, Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sumsel Mustafa Kamal menjelaskan bahwa terdapat sekitar 700 ribu hektare lahan di provinsi ini menjadi lahan tidur.
Ia mengemukakan bahwa jumlah lahan tidur tersebut lebih luas dari lahan sawah yang ada di provinsi ini yang mencapai sekitar 600 ribu hektare.
Jika lahan tidur tersebut bisa dikelola masyarakat dengan baik, lanjutnya, maka tidak hanya target produksi 2,9 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini yang bisa dicapai dengan mudah, tetapi juga produksi tanaman pangan lainnya.
"Dengan memanfaatkan lahan tidur yang tersebar di 17 kabupaten dan kota diharapkan dapat mengoptimalkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)," kata Gubernur Sumsel Herman Deru, di Palembang, Selasa.
Herman Deru menjelaskan, pihaknya berupaya melakukan berbagai cara untuk mempertahankan provinsi ini menjadi lumbung pangan nasional.
Selain mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang sudah diolah masyarakat selama ini, pihaknya berupaya mendorong pemanfaatan lahan tidur.
Luas wilayah provinsi ini secara keseluruhan mencapai 8.701.741 hektare yang tersebar di 13 kabupaten dan empat kota, 234 kecamatan, 384 kelurahan dan 2.859 desa.
Sedangkan mengenai luas lahan pertanian khususnya lahan sawah di provinsi ini mencapai 600 ribu hektare. Dengan pemanfaatan lahan tidur, diharapkan lahan sawah dan lahan untuk kegiatan pertanian lainnya, perkebunan, dan peternakan bisa semakin luas.
"Saya terus berupa memotivasi masyarakat memanfaatkan setiap jengkal lahan, melalui upaya tersebut diharapkan ke depan tidak ada lagi lahan tidur atau tidak produktif," ujar Gubernur.
Sementara itu, Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sumsel Mustafa Kamal menjelaskan bahwa terdapat sekitar 700 ribu hektare lahan di provinsi ini menjadi lahan tidur.
Ia mengemukakan bahwa jumlah lahan tidur tersebut lebih luas dari lahan sawah yang ada di provinsi ini yang mencapai sekitar 600 ribu hektare.
Jika lahan tidur tersebut bisa dikelola masyarakat dengan baik, lanjutnya, maka tidak hanya target produksi 2,9 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini yang bisa dicapai dengan mudah, tetapi juga produksi tanaman pangan lainnya.