Jakarta (ANTARA) - Populasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Indonesia bertambah kembali dengan kelahiran seekor anak gajah jantan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Jalur 21 Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan.
Dalam pernyataan resmi diterima di Jakarta, Minggu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menyatakan bahwa kelahiran satwa seperti ini menunjukkan kondisi ekosistem SM Padang Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan tersebut cukup nyaman untuk terjadinya perkembangbiakan.
"Itulah salah satu usaha yang sedang dibangun, dan saya berterima kasih kepada semua jajaran UPT Ditjen KSDAE se-Indonesia, agar kita terus menjaga dan meningkatkan kualitas ekosistem kita, yang dicirikan oleh kehadiran satwa-satwa langka ini yang terus berkembang biak di habitatnya," ujarnya.
Baca juga: Kepala BRG tinjau realisasi pemulihan hutan SM Padang Sugihan
Baca juga: 30 gajah berada di SM Padang Sugihan
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada tim BKSDA Sumsel atas pengelolaan ekosistem SM Padang Sugihan khususnya gajah di PLG dan perawat yang berhasil menjaga induk gajah sampai proses kelahiran.
"Kelahiran itu menjadi pertanda bahwa kondisi habitat dan kesejahteraan satwa menjadi kunci utama dalam pengelolaan gajah, sehingga mampu bereproduksi secara alami dan mudah-mudahan program ex situ link to in situ semakin terwujud," jelasnya.
Gajah tersebut lahir dari induk bernama Sabana pada Jumat (18/6) dan lahir dengan kondisi sehat serta dengan bagian tubuh lengkap memiliki panjang badan 114 cm, tinggi bahu 75 cm, lingkar dada 109 cm, panjang belalai 22 cm, panjang ekor 60 cm, keliling telapak kaki depan dan belakang 43 cm, dan berat badan 82 kg.
Perkembangan bayi gajah tersebut akan dimonitor dan diberikan antiseptik mencegah infeksi pada tali pusar serta pengendalian dari virus-virus yang dapat menyerang gajah-gajah berumur kurang dari 10 tahun, sedangkan untuk gajah induk Sabana diberikan suplemen berupa injeksi Biodin untuk stimulasi tubuh setelah melahirkan dan menjaga stamina.
Baca juga: PT Bumi Mekar Hijau pastikan jaga habitat gajah sumatera
Baca juga: JBI edukasi masyarakat tidak menggangu habitat satwa liar
Area PLG Jalur 21 merupakan tempat paling tinggi di SM Padang Sugihan dan berdekatan dengan sungai, termasuk keberadaan rawa dan daratan. PLG Jalur 21 berada pada seluruh blok pemanfaatan SM Padang Sugihan dengan luas 7.349,60 hektare.
PLG tidak semata berfungsi sebagai fasilitas pelatihan gajah, tetapi juga menyediakan luasan yang memadai untuk pengembalaan dan pergerakan semi liar bagi gajah. Selain itu, luasan yang memadai ini juga dipertimbangkan sebagai lokasi suaka untuk gajah-gajah yang terimbas konflik di sekitar kawasan konservasi.
Saat ini jumlah gajah sumatera yang ada di PLG Jalur 21 sebanyak 31 ekor yang terdiri atas lima ekor pejantan dewasa, 13 ekor induk betina, empat ekor jantan muda, lima ekor anak jantan, dan empat ekor anak betina.
Dalam pernyataan resmi diterima di Jakarta, Minggu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menyatakan bahwa kelahiran satwa seperti ini menunjukkan kondisi ekosistem SM Padang Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan tersebut cukup nyaman untuk terjadinya perkembangbiakan.
"Itulah salah satu usaha yang sedang dibangun, dan saya berterima kasih kepada semua jajaran UPT Ditjen KSDAE se-Indonesia, agar kita terus menjaga dan meningkatkan kualitas ekosistem kita, yang dicirikan oleh kehadiran satwa-satwa langka ini yang terus berkembang biak di habitatnya," ujarnya.
Baca juga: Kepala BRG tinjau realisasi pemulihan hutan SM Padang Sugihan
Baca juga: 30 gajah berada di SM Padang Sugihan
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada tim BKSDA Sumsel atas pengelolaan ekosistem SM Padang Sugihan khususnya gajah di PLG dan perawat yang berhasil menjaga induk gajah sampai proses kelahiran.
"Kelahiran itu menjadi pertanda bahwa kondisi habitat dan kesejahteraan satwa menjadi kunci utama dalam pengelolaan gajah, sehingga mampu bereproduksi secara alami dan mudah-mudahan program ex situ link to in situ semakin terwujud," jelasnya.
Gajah tersebut lahir dari induk bernama Sabana pada Jumat (18/6) dan lahir dengan kondisi sehat serta dengan bagian tubuh lengkap memiliki panjang badan 114 cm, tinggi bahu 75 cm, lingkar dada 109 cm, panjang belalai 22 cm, panjang ekor 60 cm, keliling telapak kaki depan dan belakang 43 cm, dan berat badan 82 kg.
Perkembangan bayi gajah tersebut akan dimonitor dan diberikan antiseptik mencegah infeksi pada tali pusar serta pengendalian dari virus-virus yang dapat menyerang gajah-gajah berumur kurang dari 10 tahun, sedangkan untuk gajah induk Sabana diberikan suplemen berupa injeksi Biodin untuk stimulasi tubuh setelah melahirkan dan menjaga stamina.
Baca juga: PT Bumi Mekar Hijau pastikan jaga habitat gajah sumatera
Baca juga: JBI edukasi masyarakat tidak menggangu habitat satwa liar
Area PLG Jalur 21 merupakan tempat paling tinggi di SM Padang Sugihan dan berdekatan dengan sungai, termasuk keberadaan rawa dan daratan. PLG Jalur 21 berada pada seluruh blok pemanfaatan SM Padang Sugihan dengan luas 7.349,60 hektare.
PLG tidak semata berfungsi sebagai fasilitas pelatihan gajah, tetapi juga menyediakan luasan yang memadai untuk pengembalaan dan pergerakan semi liar bagi gajah. Selain itu, luasan yang memadai ini juga dipertimbangkan sebagai lokasi suaka untuk gajah-gajah yang terimbas konflik di sekitar kawasan konservasi.
Saat ini jumlah gajah sumatera yang ada di PLG Jalur 21 sebanyak 31 ekor yang terdiri atas lima ekor pejantan dewasa, 13 ekor induk betina, empat ekor jantan muda, lima ekor anak jantan, dan empat ekor anak betina.