Palembang (Antarasumsel.com) - Sebanyak 30 ekor gajah sumatera saat ini dipelihara di Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Banyuasin, Sumatera Selatan, yang menjadi kawasan konservasi satwa dilindungi pemerintah.
Kepala Sub Pusat Latihan Gajah SM Padang Sugihan Jumiran mengatakan, gajah-gajah ini awalnya merupakan gajah liar yang kemudian dijinakkan oleh para pawang terlatih hasil didikan dari pawang gajah asal Thailand.
"Sejak tahun 2000, SM Padang Sugihan sudah menjadi tempat ekosistem hidup gajah Sumatera. Namun, sejak tahun 2005, kami tidak lagi menangkap gajah liar karena arahan dari pemerintah pusat karena kekurangan dana. Kini yang dipelihara hanya sekitar 30 ekor, yakni 24 dewasa dan 6 anakan," kata Jumiran.
Ia mengatakan SM Padang Sugihan ini awalnya merupakan pecahan dari SM yang ada di Lahat. SM ini didirikan di Padang Sugihan, atau tepatnya di jalur 21, lantaran banyaknya ditemukan kasus masuknya gajah liar ke pemukiman penduduk transmigrasi.
Kemudian, dibuatlah Pusat Latihan Gajah sehingga para gajah ini dapat diandalkan untuk berbagai aktifitas, seperti menghalau dan menggiring gajah liar untuk tidak masuk ke pemukiman warga, hingga turut memadamkan api kebakaran hutan dan lahan.
Kemampuan ini dimiliki gajah-gajah jinak ini karena telah dilatih kurang lebih satu tahun pasca ditangkap sebagai gajah liar.
"Biasanya, gajah liar tidak mau lagi bergaul dengan gajah jinak karena mereka tahu dari baunya bahwa sudah diurus manusia. Hikmahnya, karena di sini ada kumpulan gajah jinak maka gajah liar tidak mau mendekat, sehingga kampung-kampung warga transmigran bisa aman," kata dia.
Jika tidak buat kumpulan gajah jinak ini, menurut Jumiran maka warga akan resah karena kebun-kebun sawit mereka akan dimasuki gajah liar.
"Kini semuanya aman, bisa hidup berdampingan. Warga juga tenang, gajah juga terlindungi karena tidak ada niat warga untuk memasang perangkap mematikan," kata dia.
Populasi gajah Sumatera terus menurun setiap tahun. Untuk itu, pemerintah berupaya terus meningkatkan dengan membuka sejumlah Suaka Margasatwa. Khusus di Padang Sugihan ditargetkan dapat andil meningkatkan populasi gajah hingga 10 persen pada 2019.
Kepala Sub Pusat Latihan Gajah SM Padang Sugihan Jumiran mengatakan, gajah-gajah ini awalnya merupakan gajah liar yang kemudian dijinakkan oleh para pawang terlatih hasil didikan dari pawang gajah asal Thailand.
"Sejak tahun 2000, SM Padang Sugihan sudah menjadi tempat ekosistem hidup gajah Sumatera. Namun, sejak tahun 2005, kami tidak lagi menangkap gajah liar karena arahan dari pemerintah pusat karena kekurangan dana. Kini yang dipelihara hanya sekitar 30 ekor, yakni 24 dewasa dan 6 anakan," kata Jumiran.
Ia mengatakan SM Padang Sugihan ini awalnya merupakan pecahan dari SM yang ada di Lahat. SM ini didirikan di Padang Sugihan, atau tepatnya di jalur 21, lantaran banyaknya ditemukan kasus masuknya gajah liar ke pemukiman penduduk transmigrasi.
Kemudian, dibuatlah Pusat Latihan Gajah sehingga para gajah ini dapat diandalkan untuk berbagai aktifitas, seperti menghalau dan menggiring gajah liar untuk tidak masuk ke pemukiman warga, hingga turut memadamkan api kebakaran hutan dan lahan.
Kemampuan ini dimiliki gajah-gajah jinak ini karena telah dilatih kurang lebih satu tahun pasca ditangkap sebagai gajah liar.
"Biasanya, gajah liar tidak mau lagi bergaul dengan gajah jinak karena mereka tahu dari baunya bahwa sudah diurus manusia. Hikmahnya, karena di sini ada kumpulan gajah jinak maka gajah liar tidak mau mendekat, sehingga kampung-kampung warga transmigran bisa aman," kata dia.
Jika tidak buat kumpulan gajah jinak ini, menurut Jumiran maka warga akan resah karena kebun-kebun sawit mereka akan dimasuki gajah liar.
"Kini semuanya aman, bisa hidup berdampingan. Warga juga tenang, gajah juga terlindungi karena tidak ada niat warga untuk memasang perangkap mematikan," kata dia.
Populasi gajah Sumatera terus menurun setiap tahun. Untuk itu, pemerintah berupaya terus meningkatkan dengan membuka sejumlah Suaka Margasatwa. Khusus di Padang Sugihan ditargetkan dapat andil meningkatkan populasi gajah hingga 10 persen pada 2019.