Palembang (ANTARA Sumsel) - Deputi I Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Wiliam mengatakan, pencegahan akan timbulnya asap lebih penting dari pemadaman api akibat kebakaran hutan, karena biayanya lebih ringan.
Dengan adanya sosialisasi maka dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan sehingga asap dapat dihindari, kata Wiliam saat berbicara dalam rapat koordinasi siaga darurat bencana asap wilayah Sumatera di Palembang, Kamis.
Selain itu dengan adanya sosialisasi biaya lebih ringan bila telah terjadi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Sehubungan itu penyuluhan akan kebakaran hutan harus terus digalakan sehingga Sumatera khususnya dan Indonesia umumnya terhindar akan bencana asap.
Apalagi sekarang ini asap sudah lintas negara sehingga itu akan membawa nama baik Indonesia.
Dalam pencegahan bahaya asap tersebut pihaknya sekarang ini telah membentuk satuan tugas yang beranggotakan antara lain TNI, Polri, Petugas kehutanan, dinas kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana.
Satgas itu nantinya akan memantau perkembangan titik api akibat musim kemarau dan kebakaran hutan.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB F Hadi mengatakan, wilayah Sumatera sekarang ini masih terdapat titik api akibat kebakaran hutan.
Titik api itu antara lain di Riau tercatat 174, Aceh 25 titik, Sumatera Utara ada 56, Sumatera Selatan tercatat 3, Jambi 2 dan Sumbar hanya satu titik api.
Sementara Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, bencana asap di daerah ini umumnya karena arealnya terdiri atas lahan gambut.
Namun, untuk saat ini Sumsel masih bebas akan bencana asap karena titik api sangat minim.
Setelah rapat koordinasi, dilepas ribuan satuan tugas Siaga Darurat Bencana Asap selanjutnya melakukan peninjauan ke Posko utama di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang sekaligus berbuka puasa bersama.
Kemenkokesra: Pencegahan lebih penting dari pemadaman kebakaran
Kebakaran hutan (ANTARA FOTO)
