Palembang (ANTARA) - Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Wilayah Sumatera mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 3.859 hektare hingga September 2025.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto di Palembang, Kamis, mengatakan berdasarkan analisa citra satelit yang dilakukan bersama Kemenhut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), luas karhutla di Sumsel itu mencapai 3.859 hektare periode Januari-September 2025.
Ia merinci karhutla itu terjadi di lahan mineral seluas 3.756 hektare dan gambut 104 hektare, dengan sebaran wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) seluas 856 hektare, Ogan Komering Ilir 598 hektare, Ogan Ilir 520 hektare, dan Ogan Komering Ulu (OKU) 439 hektare,
Kemudian Musi Rawas 363 hektare, OKU Selatan 246 hektare, Musi Rawas Utara 204 hektare, dan Empat Lawang 165 hektare. Lalu Muara Enim seluas 149 hektare, Lahat 112 hektare, PALI 102 hektare, Banyuasin 38 hektare, Lubuklinggau 28 hektare, OKU Timur 20 hektare, Palembang 18 hektare, dan Pagar Alam dua hektare.
"Lahan gambut yang terbakar terdeteksi di OKI seluas 69 hektare, Banyuasin 13 hektare, Muara Enim 11 hektare, Muba 9 hektare, dan Musi Rawas Utara 2 hektare," katanya.
Ferdian mengatakan karhutla itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai 35.458,2 hektare dan tahun 2024 seluas 10.276 hektare.
Namun luas karhutla tahun 2025 lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2020 seluas 893,8 hektare, tahun 2021 seluas 3.497,1 hektare, dan tahun 2022 seluas 3.401,7 hektare.
"Dalam tujuh tahun terakhir, luasan karhutla paling tinggi terjadi pada 2019 yang mencapai 52.929,6 hektare," kata Ferdian Kristanto.
Kemenhut: 3.859 hektare areal karhutla di Sumsel pada Januari-September 2025
Upaya pemadaman kebakaran lahan di Desa Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. (ANTARA/HO-Balai Darkarhut)
