Pansel KPK wawancarai auditor BPK seputar suap hingga rekening istri
Jakarta (ANTARA) - Auditor Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) I Nyoman Wara dicecar pertanyaan seputar pengalaman menghadapi suap hingga aliran dana di rekening istri dalam sesi wawancara calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Serbaguna Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Jakarta, Selasa, Eks Ketua Dewan Etik Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Trisasongko sebagai salah satu panelis menanyakan tentang pengalaman Nyoman menghadapi indikasi suap di BPK.
"Sudah banyak auditor ditangani KPK, ada cerita nggak tentang tawaran-tawaran tertentu?" tanya Danang kepada Nyoman.
Nyaman menjawab, tekanan dalam profesi auditor sudah pasti ada, sebab setiap orang yang terlibat tidak mau kasusnya dibuka atau dilanjutkan.
"Dari upaya penyuapan, saya tidak pernah ada yang mencoba suap saya. Saya bersyukur, saya tidak tahu kenapa, tidak ada yang macam-macam atau jangan-jangan kita semua sudah bersih," katanya.
Danang pun meminta Nyoman untuk menyumbangkan saran seputar upaya memperbaiki sistem pengadaan barang dan jasa yang umum ditangani BPK. Sebab, 60 hingga 70 persen kasus yang ditangani BPK berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa.
"Akar dari semua itu adanya interaksi pemerintah, politisi, penguasa yang tidak transparan dan akuntabel. Utamanya sekarang tingkatkan transparansi dan akuntabilitas terhadap setiap proses," tuturnya.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Serbaguna Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Jakarta, Selasa, Eks Ketua Dewan Etik Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Trisasongko sebagai salah satu panelis menanyakan tentang pengalaman Nyoman menghadapi indikasi suap di BPK.
"Sudah banyak auditor ditangani KPK, ada cerita nggak tentang tawaran-tawaran tertentu?" tanya Danang kepada Nyoman.
Nyaman menjawab, tekanan dalam profesi auditor sudah pasti ada, sebab setiap orang yang terlibat tidak mau kasusnya dibuka atau dilanjutkan.
"Dari upaya penyuapan, saya tidak pernah ada yang mencoba suap saya. Saya bersyukur, saya tidak tahu kenapa, tidak ada yang macam-macam atau jangan-jangan kita semua sudah bersih," katanya.
Danang pun meminta Nyoman untuk menyumbangkan saran seputar upaya memperbaiki sistem pengadaan barang dan jasa yang umum ditangani BPK. Sebab, 60 hingga 70 persen kasus yang ditangani BPK berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa.
"Akar dari semua itu adanya interaksi pemerintah, politisi, penguasa yang tidak transparan dan akuntabel. Utamanya sekarang tingkatkan transparansi dan akuntabilitas terhadap setiap proses," tuturnya.