Pertarungan segitiga nan sengit di Liga Inggris
Mereka bahkan memasukkan total 31 gol dan hanya kebobolan 4 gol kala menghantam Crystal Palace, Nottingam Forest, West Ham United, Burnly, Newcastle United dan Sheffield United, selama periode itu.
Berbahaya dan tangguh
Baik City, Liverpool, maupun Arsenal sama-sama berbahaya di kotak penalti lawan, tapi juga tangguh menjaga daerah pertahanan sendiri.
Mereka adalah tiga tim Liga Inggris yang cuma kebobolan 20-an gol setelah 27 pertandingan liga, padahal tim-tim lain sudah kebobolan minimal 39 gol.
Mereka juga sudah mencetak gol di atas 60 gol, sehingga memiliki selisih gol antara 35 sampai 45 gol, ketika tim-tim lain memiliki selisih gol rendah yang bahkan minus.
Dengan semua catatan itu, wajar jika tiga tim berfilosofi sepak bola menyerang itu menjadi favorit-favorit juara liga musim ini.
Tetapi, apakah perjalanan ketiganya akan mulus sampai akhir musim?
Tentu saja tidak, karena dalam sebelas pertandingan berikutnya mereka menghadapi lawan-lawan yang bisa menyulitkan mereka.
Mereka juga harus memecah konsentrasi karena masih berkompetisi dan bahkan menjadi favorit juara di Liga Champions, Liga Europa dan Piala FA.
Namun sejauh ini, Pep Guardiola, Mikel Arteta dan Juergen Klopp yang akan mundur akhir musim ini, pandai mengelola dan memoles skuad, sehingga tak kekurangan modal untuk selalu tampil bagus dari laga ke laga, dalam kompetisi apa pun.
Meskipun demikian mereka tetap berpotensi tergelincir menghadapi tim-tim tertentu, termasuk akibat pertemuan di antara mereka sendiri.
Bagi Liverpool, laga 10 Maret pekan ini melawan Manchester City di Anfield adalah pertarungan terberatnya sebelum musim ini ditutup.
Berbahaya dan tangguh
Baik City, Liverpool, maupun Arsenal sama-sama berbahaya di kotak penalti lawan, tapi juga tangguh menjaga daerah pertahanan sendiri.
Mereka adalah tiga tim Liga Inggris yang cuma kebobolan 20-an gol setelah 27 pertandingan liga, padahal tim-tim lain sudah kebobolan minimal 39 gol.
Mereka juga sudah mencetak gol di atas 60 gol, sehingga memiliki selisih gol antara 35 sampai 45 gol, ketika tim-tim lain memiliki selisih gol rendah yang bahkan minus.
Dengan semua catatan itu, wajar jika tiga tim berfilosofi sepak bola menyerang itu menjadi favorit-favorit juara liga musim ini.
Tetapi, apakah perjalanan ketiganya akan mulus sampai akhir musim?
Tentu saja tidak, karena dalam sebelas pertandingan berikutnya mereka menghadapi lawan-lawan yang bisa menyulitkan mereka.
Mereka juga harus memecah konsentrasi karena masih berkompetisi dan bahkan menjadi favorit juara di Liga Champions, Liga Europa dan Piala FA.
Namun sejauh ini, Pep Guardiola, Mikel Arteta dan Juergen Klopp yang akan mundur akhir musim ini, pandai mengelola dan memoles skuad, sehingga tak kekurangan modal untuk selalu tampil bagus dari laga ke laga, dalam kompetisi apa pun.
Meskipun demikian mereka tetap berpotensi tergelincir menghadapi tim-tim tertentu, termasuk akibat pertemuan di antara mereka sendiri.
Bagi Liverpool, laga 10 Maret pekan ini melawan Manchester City di Anfield adalah pertarungan terberatnya sebelum musim ini ditutup.