Kilang Pertamina Plaju raih Poper Emas kedua kalinya dari KLHK

id Kilang Pertamina Plaju, raih Poper Emas, proper emas kedua, KLHK

Kilang Pertamina Plaju raih Poper Emas kedua kalinya dari KLHK

Kilang Pertamina Plaju raih Poper Emas kedua kalinya dari KLHK (ANTARA/HO/23)

Proper Emas merupakan penghargaan tertinggi yang dianugerahkan kepada perusahaan yang terbukti menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik
Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) Palembang, Sumatera Selatan, terus berkomitmen menjadi perusahaan migas yang berwawasan lingkungan, serta menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Hal itu dibuktikan dengan capaian kedua kalinya perusahaan terhadap Proper predikat Emas pada tahun 2023. 

Penyerahan Proper dilangsungkan pada Anugerah Lingkungan yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI).

Penghargaan tersebut diserahkan langsung  Wakil Presiden Ma'ruf Amin kepada Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Adityawarman di Jakarta Rabu (20/12). 

Penganugerahan predikat Proper Emas ini menunjukkan Kilang Pertamina Plaju dalam operasionalnya telah melaksanakan praktik terbaik dalam kepatuhan pada aspek lingkungan melebihi yang dipersyaratkan (beyond compliance) dan bahkan dapat menjadi praktik terbaik (best practice).

Adapun kilang ini berhasil melakukan efisiensi atau penghematan energi sebesar 529.410,43 Gigajoule (GJ) dari penurunan konsumsi fuel dan stop unit 88 Distillate dan substitusi feed unit alkylasi.

Selain itu, program redukasi  pemakaian n-Heptana berhasil mereduksi limbah B3 sebesar 0,034 ton, serta berhasil menurunkan emisi sebesar 3592,01 ton melalui program BOX Cooler Minimize Loss Naphta (Boxer Minion).

Kilang Pertamina Plaju merupakan perusahaan yang mengolah minyak mentah menjadi produk Bahan Bakar Minyak (BBM), Non BBM dan Petrokimia.

Adapun kapasitas kilang yang berkedudukan di Sumatera Selatan ini sebesar 126.000 Barrels Crude Oil per Day.

Perusahaan yang berdiri di pinggir Sungai Musi ini pada tahun 2022 lalu juga berhasil meraih Proper predikat Emas untuk pertama kalinya.

General Manager Kilang Pertamina Plaju Yulianto Triwibowo mengatakan raihan prestasi itu berkat kerja keras dan dukungan berbagai pihak dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang memberikan dampak positif kepada masyarakat. 

"Kami bersyukur dengan penghargaan ini, menunjukkan bahwa komitmen kita sebagai perusahaan energi, mampu berdampingan harmonis dengan lingkungan," ujarnya.

Menurut dia, program-program perusahaan selalu berorientasi dan berwawasan lingkungan, dibuktikan dengan capaian efisiensi energi, penurunan limbah B3 serta menurunkan emisi secara signifikan, sehingga dapat terus menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Kado untuk masyarakat

Yulianto menambahkan, Pripee Emas ini bukan hanya dianugerahkan atas nama Kilang Pertamina Plaju sebagai perusahaan, namun juga menjadi kado akhir tahun untuk masyarakat di sekitar perusahaan yang senantiasa berjalan berkesinambungan dan telah setia menjadi mitra dalam agenda perbaikan lingkungan.

Program Kampung Pangan Inovatif yang dijalankan di Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, Kota Palembang sejak 2021, lalu sebagai program inovasi sosial Kilang Pertamina Plaju memberikan dampak nyata bagi perubahan positif di kawasan tersebut.

Dengan melihat potensi nilai historis yang tinggi, potensi ekonomi yang berkelanjutan serta SDM yang dapat dikembangkan, Kilang Pertamina Plaju memfokuskan inovasi sosial berangkat dari masalah utama kawasan padat dan kumuh dan kampung perkotaan.

Permasalahan yang dialami di Jalan Asia, Kelurahan Plaju Ulu disebabkan oleh buruknya sanitasi lingkungan, rendahnya proses higienitas, serta rendahnya sistem produksi.

Namun, di lokasi itu terdapat potensi sumber daya manusia, nilai historis kampung tempe serta aset perekonomian UMKM.

Hadirnya program Kampung Pangan Inovatif, dengan 'tagline' Berseri (Bersih, Higienis dan Asri) pada 2023 ini, memberi sentuhan baru dalam menciptakan sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan, yang mencakup tiga fokus utama untuk masyarakat.

Pertama, pengelolaan dan pengembangan sanitasi lingkungan, hal ini diwujudkan dengan siklus pengolahan dan pemanfaatan limbah, penataan kawasan kampung perkotaan, pengembangan 'eco enzyme', serta pengembangan bakteri asam laktat (BAL).

Kedua, menciptakan proses produksi bersih, diawali dengan edukasi perilaku produksi higienis untuk perajin tempe, fasilitasi penggunaan peralatan produksi food grade, serta penggunaan peralatan aman dan higienis.

Ketiga, dengan pengembangan model bisnis baru, hal ini dimanifestasikan dalam peningkatan olahan pangan kreatif, membangun manajemen produksi kelompok lewat koperasi, serta peningkatan kemampuan manajemen usaha.

Proper  Emas

Proper Emas merupakan penghargaan tertinggi yang dianugerahkan kepada perusahaan yang terbukti menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik meliputi penerapan efisiensi energi, penurunan emisi, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, pengurangan dan pemanfaatan limbah non B3,  dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Proper tidak hanya menyoroti aspek manajemen lingkungan, tetapi juga fokus pada program pemberdayaan masyarakat, tanggap bencana, dan inovasi sosial yang telah diterapkan perusahaan.

Kinerja pengelolaan lingkungan

Dalam konteks ini, program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) dipandang menjadi platform bagi perusahaan untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan berkelanjutan tersebut, terutama untuk mencegah kerusakan lingkungan dan pencemaran akibat aktivitas industri yang dilakukan.

Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan Propersepatutnya menjadi kompas yang mampu memandu praktik bisnis berkelanjutan dengan mengaplikasikan prinsip ekonomi hijau, bahkan mendorong capaian yang melebihi ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup.

Untuk itu, lebih lanjut Wapres menguraikan poin-poin yang perlu menjadi perhatian para pemangku kepentingan. 

Pertama, ia meminta kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan agar terus ditingkatkan.

“Perlu menjadi perhatian bahwa mayoritas peserta tahun ini berada di level Biru  pada tahun berikutnya, saya harapkan persentase perusahaan akan mendominasi di kategori Hijau dan Emas,” pinta Wapres.

Kedua, Wapres mengingatkan efisiensi pengelolaan lingkungan perlu dibarengi dengan semangat pemberdayaan masyarakat.

Ia menuturkan, Proper tahun ini telah mendorong efisiensi anggaran dalam pengelolaan lingkungan hingga lebih dari Rp158 triliun atau sekitar 23 persen lebih hemat dari tahun sebelumnya. 

Dari sisi pemberdayaan masyarakat, sambung Wapres, tercatat dana yang digulirkan perusahaan mencapai Rp1,56 triliun.

Selain itu, terdapat lebih dari 20 ribu kegiatan yang menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan dengan total dana sekitar Rp57 triliun, naik hampir 24 persen sejak pertama kali Proper diluncurkan pada 2018.

“Saya minta anggaran ini dipastikan pemanfaatannya secara tepat untuk pengelolaan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pesannya.

Wapres juga berharap, penganugerahan Proper mampu mengubah paradigma bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan bukan hanya sekadar berbagi bantuan, melainkan juga menjadi kegiatan yang berorientasi pada pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.

Ketiga, ia mengimbau, kolaborasi multi pihak dan peran aktif dunia usaha supaya ditingkatkan.

Menurut Wapres, sumbangsih ini sangat penting untuk mewujudkan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Terlebih, negara ini juga memiliki komitmen untuk mendukung target pencapaian Emisi Nol Bersih pada 2060.

“Secara khusus saya berpesan kepada pelaku dunia usaha, untuk meningkatkan kontribusi dan mengambil tindakan konkret dalam mengatasi perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong melaporkan detail penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang tahun ini dilakukan terhadap 3.694 perusahaan peserta. 

Adapun rinciannya, yaitu sebanyak 79 perusahaan berperingkat Emas, sebanyak 196 perusahaan berperingkat Hijau, sebanyak 2.131 perusahaan berperingkat Biru, sebanyak 1.077 perusahaan berperingkat Merah, tidak ada perusahaan yang berperingkat Hitam, dan 211 perusahaan ditunda pemeringkatannya. 

Bagi Kementerian LHK, kehadiran Wapres dalam momen penyerahan anugerah ini menjadi sebuah motivasi tersendiri.

“Kehadiran beliau (Wapres) tentu menjadi pendorong semangat dan inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik untuk generasi saat ini dan masa yang akan datang,” ujar Alue Dohong.

Hadir dalam acara ini jajaran Dewan Pertimbangan Proper beserta pimpinan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wujud konsistensi pengelolaan lingkungan

Partisipasi aktif pada Proper yang dihelat KLHK adalah wujud konsistensi Kilang Pertamina Plaju dalam menerapkan tata kelola bisnis yang melampaui kepatuhan (beyond compliance).

Raihan Proper predikat hijau selama sembilan tahun berturut-turut sejak tahun 2013-2021, ditambah pencapaian Predikat Proper Emas pada 2022 lalu, telah menjadi wujud konsistensi dan upaya maksimal perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.