Pinus Indonesia bina perempuan desa di Sumsel kelola perhutanan sosial

id Pinus Indonesia, bina perempuan desa, pemuda desa, pemuda sumsel, kelola perhutanan sosial, perhutanan sosial, kelompok

Pinus Indonesia bina perempuan desa di Sumsel kelola perhutanan sosial

Direktur Pinus Indonesia  Rabin Ibnu Zainal pada acara 'Temu Regional Perempuan dan Generasi Muda Pengelola Perhutanan Sosial' di Palembang, Rabu (20/12). (ANTARA/Yudi Abdullah/23)

Palembang (ANTARA) - Lembaga swadaya masyarakat peduli kegiatan usaha pertambangan dan pengelolaan sumberdaya alam Pillar Nusantara (Pinus) Indonesia membina perempuan dan pemuda desa di Sumatera Selatan mengelola perhutanan sosial.

"Sepanjang 2023 ini kami telah melakukan pembinaan ratusan perempuan dan pemuda desa di Sumsel dengan membentuk kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS)," kata Direktur Pinus Indonesia Rabin Ibnu Zainal pada acara 'Temu Regional Perempuan dan Generasi Muda Pengelola Perhutanan Sosial' di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, pihaknya terpanggil melakukan pembinaan perempuan dan pemuda desa setelah melihat perkembangan diberikannya legalitas kepada masyarakat mengelola perhutanan sosial di sekitar desanya namun belum maksimal dan bermanfaat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Melihat fakta lapangan yang dihimpun tim Pinus Indonesia di sejumlah daerah di Sumsel, pihaknya melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan program pembinaan pemberdayaan masyarakat desa.

Program pembinaan pemberdayaan masyarakat desa dilakukan untuk mengupayakan mereka lebih produktif dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada di desa.

Sasaran kegiatan pembinaan yang dilakukan Pinus Indonesia difokuskan kepada perempuan dan pemuda desa.

"Perempuan atau ibu-ibu dan pemuda desa dinilai kurang produktif, mereka mengandalkan kaum pria atau suami mereka mengelola lahan pertanian/perkebunan sehingga pemanfaatan potensi desa kurang maksimal," ujarnya.

Salah satu contoh kegiatan pembinaan yang dilakukan tim Pinus Indonesia bersama Pupuk Surabaya di Kota Pagaralam, Sumsel yakni membentuk kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) perempuan dan pemuda desa di sekitar Gunung Dempo mengelola hasil kebun kopi.

Kopi yang dihasilkan dari garapan para suami mereka yang selama ini hanya dijual langsung ke pasaran, kini mulai diolah KUPS perempuan dan pemuda desa menjadi produk kopi siap saji dengan kemasan yang menarik.

Dengan sentuhan perempuan dan pemuda desa menjadikan hasil kebun kopi menjadi produk kopi kemasan siap saji, memberikan nilai tambah hasil kebun mereka yang berdampak positif memberikan tambahan penghasilan keluarga.

Keberhasilan program pembinaan pemberdayaan masyarakat desa di Sumsel itu yang menjadikan hutan terjaga dan dikelola dengan baik, akan dikembangkan ke beberapa provinsi lain seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Barat, kata Direktur Pinus Indonesia.