Angkutan sungai masih jadi andalan warga Sumsel

id angkutan sungai,kapal cepat, dermaga, benteng kuto besak

Angkutan sungai masih jadi andalan warga Sumsel

Kesibukan di Dermaga di bawah Jembatan Ampera Kota Palembang. Angkutan sungai masih diandalkan oleh warga di Sumatera Selatan untuk mengakses ke Kota Palembang. (ANTARA/Fadli Alqodri)

Palembang, Sumsel (ANTARA) - Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada di kawasan Jembatan Ampera, Pasar 16 Ilir ternyata masih menjadi pusat penghubung strategis transportasi bagi kawasan perairan Sungai Musi di Palembang, Selasa.

Dermaga pasar 16 yang mempunyai rute Palembang-Banyuasin, Musi Banyuasin, OKI dan kawasan pesisir kabupaten/kota sekitarnya.

Pengemudi speed boat ridwan mengatakan moda transportasi sungai ini masih dibutuhkan masyarakat untuk menjangkau puluhan desa perairan agar bisa terhubung ke Kota Palembang.

Selain itu, profesi yang sudah ditekuni selama 35 tahun tersebut sebagai pengemudi mengaku  mengaku bila dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum darat tentu kapal cepat akan lebih efisien dan nyaman.

"Akses jalan yang masih terbatas dengan kondisi rusak apabila menggunakan angkutan darat, masyarakat tetap memilih speed boat sebagai moda transpotasi jalur sungai" ungkapnya

Tak hanya penumpang, angkutan sungai ini juga membawa barang seperti barang elektronik, kebutuhan pokok dan pangan dari kawasan perairan Sungai Musi terhubung ke beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.

Apalagi, kata dia saat ini angkutan sungai masih diminat masyarakat dengan tarif ongkos yang relatif terjangkau dibandingkan angkutan darat dan muatan berkapasitas angkut besar.

"Angkutan barang yang diangkut ke daerah masih bertahan saat ini. Beras salah satu komodisi yang paling sering diangkut lewat jalur sungai," katanya.

Sementara itu seorang pengrajin tekstil Ismail (48) warga Muara Belida mengatakan hanya menempuh perjalanan selama dua jam setengah untuk bisa tiba di Kota Palembang dibandingkan  menggunakan angkutan darat seperti travel dan bus.

"Setiap ingin berbelanja memenuhi kebutuhan toko saya naik kapal ini, karena kalau lewat jalur darat jauh sekali bisa 5 jam jadi saya tetap memilih angkutan sungai dan muatan bisa banyak," terangnya

Yuda pratama (22) menambahkan, perjalanan melintasi Sungai Musi menggunakan kapal terasa pulang kampung, dibandingkan menggunakan travel.

Apalagi kata dia, setiap bulannya saya pulang ke kampung halaman di Pendowoharjo, Mekarti Jaya, Banyuasin juga  dengan menggunakan kapal cepat.

"Angkutan cepat ini juga menghemat waktu dibandingkan angkutan darat dan setiap libur panjang moda transportasi sungai ini aktif melayani masyarakat yang ingin pulang kampung" kata Yuda Mahasiswa Unsri.