Seniman Palembang galang dukungan DPRD perjuangkan gedung kesenian

id Seniman Palembang, perjuangan, seniman unjuk rasa, seniman minta dukungan DPRD, perjuangkan gedung kesenian, ampcb palem

Seniman Palembang galang dukungan DPRD perjuangkan gedung kesenian

Aksi damai AMPCB Palembang di Gedung DPRD kota setempat, Jumat (17/2) (ANTARA/Yudi Abdullah/23)

Palembang (ANTARA) - Seniman dan budayawan di Kota Palembang, Sumatera Selatan meminta dukungan anggota DPRD kota setempat untuk mendesak Wali Kota Harnojoyo menyediakan gedung kesenian sebagai tempat berkreativitas dan berekspresi.

Untuk meminta dukungan DPRD Kota Palembang dalam memperjuangkan gedung kesenian, puluhan seniman dan budayawan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) melakukan aksi unjuk rasa secara damai di Gedung DPRD Palembang, Jumat.

Budayawan Palembang, Vebri Al Lintani dalam orasinya mendesak agar Pemkot Palembang, dalam hal ini Wali Kota Harnojoyo agar peduli dan lebih fokus dalam pelestarian cagar budaya sesuai dengan mandat yang diberikan pada waktu pelantikan, bukan malah mengembangkan dan mempromosikan hasil kerjanya di tempat lain.

Mendesak agar Pemkot Palembang segera mengganti tim ahli cagar budaya (TACB) yang didominasi oleh unsur Pemerintah Kota Palembang dan mandul produksi dengan yang lebih kompeten.

Mendesak agar Pemkot Palembang kembali memugar gedung Balai Pertemuan sebagai cagar budaya sesuai dengan kaidah UU No.11 Tahun 2010.

Mendesak agar Wali Kota Palembang, Harnojoyo memanfaatkan Balai Pertemuan (eks KBTR) sebagai fasilitas kesenian dengan nama Gedung Kesenian Palembang sesuai dengan fungsi awal ketika gedung yang dinamakan "societeit" itu dibangun di zaman Keresidenan Palembang, kata koordinator aksi itu.

Dia menjelaskan, sangat miris melihat Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini sebagai kota tua tidak memiliki gedung kesenian untuk memfasilitasi para seniman dan budayawan melakukan kegiatan seni budaya.

Untuk memperjuangkan tempat berkreativitas dan berekspresi seniman dan budayawan Bumi Sriwijaya ini sudah dilakukan pendekatan dengan jajaran Pemkot Palembang bahkan beberapa kali dilakukan aksi damai namun hingga kini belum mendapat respon positif.

Menurut Vebri, sebelumnya pada awal Februari 2023 ini, AMPCB Palembang telah menggelar aksi unjuk rasa secara damai untuk mendesak Wali Kota Palembang, Harnojoyo memberikan bangunan cagar budaya Balai Pertemuan di kawasan Sekanak untuk dijadikan gedung kesenian.

Gedung pertemuan tersebut hingga sekarang ini masih terbengkalai dibiarkan rusak dan dalam kondisi kosong bertahun-tahun.

Melalui aksi damai lanjutan di Gedung DPRD Palembang ini diharapkan perjuangan AMPCB Palembang mendapat dukungan para wakil rakyat mendesak Wali Kota Palembang bersedia memberikan bangunan cagar budaya Balai Pertemuan Sekanak yang terbengkalai menjadi gedung kesenian, ujar Vebri.

Sementara seniman Ali Goik menjelaskan, Balai Pertemuan itu adalah cagar budaya yang masuk dalam kawasan cagar budaya Benteng Kuto Besak (BKB) dan berada di belakang kantor Wali Kota Palembang yang seharusnya bisa terawat dengan baik.

Untuk itu, setelah menyampaikan soal Darurat Cagar Budaya ke Pemkot Palembang, AMPCB akan melanjutkan aksi secara bergelombang dengan massa yang lebih besar hingga tuntutan mendapat respon positif.

Kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) dikenal sebagai kawasan societiet di zaman Keresidenan Palembang dibangun pada 1928, terletak di sebelah barat Benteng Kuto Besak, tepatnya di Jalan Sekanak, Kecamatan Bukit Kecil.

Dalam kawasan "societeit" itu terdapat tiga gedung, pertama dua gedung di antara jalan Sekanak dan Jalan Bari, gedung utama menghadap ke Jalan Sekanak, sedangkan gedung ke dua menghadap Jalan Bari.

Selain itu, gedung utama yang saat ini dikenal dengan Balai Prajurit atau disebut juga dengan rumah bola digunakan sebagai gedung pertunjukan (schouw burg) dan kegiatan bersenang-senang seperti pesta dansa oleh Belanda.

Kemudian pada zaman Belanda menjadi bioskop Luxor (1928) dan bioskop Mustika (1970) di masa kemerdekaan.

Sedangkan di belakangnya, terdapat bangunan yang sekarang menjadi Sekretariat Himpunan Putera Puteri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD).

Gedung yang menghadap Sungai Musi atau Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal sebagai Balai Pertemuan atau Gedung Pamong Praja.

Kedua gedung tersebut dibangun dengan gaya arsitektur "art deco", ujar Ali.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Palembang, Duta Wijaya Sakti ketika menerima peserta aksi damai itu mengatakan pihaknya mengucapkan terimakasih atas aspirasi yang telah disampaikan oleh teman-teman yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya Palembang.

Aspirasi para seniman dan budayawan tersebut akan dibahas dan disampaikan kepada Wali Kota Palembang, Harnojoyo.

“Semua aspirasi yang disampaikan akan kami bawa ke fraksi serta akan dibicarakan lebih lanjut dengan Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang dan Wali Kota Harnojoyo," ujar Ketua Komisi IV DPRD Palembang.