Ankara/London (ANTARA) - Perdana Menteri Mark Rutte mewakili pemerintah Belanda meminta maaf atas keterlibatan negara itu dalam perbudakan di masa lalu.
"Kita bisa mengakui perbudakan dalam istilah yang paling jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Rutte dalam konferensi pers di Den Haag, Senin (19/12).
Dia menyatakan penyesalannya bahwa selama berabad-abad "negara Belanda telah memungkinkan, mendorong, dan mengambil keuntungan dari perbudakan".
“Orang-orang telah dijadikan komoditas, dieksploitasi, dan diperdagangkan atas nama negara Belanda,” ujar Rutte.
Dia menyebut perbudakan sebagai penderitaan besar yang masih berdampak pada kehidupan masyarakat.
"Kami di Belanda harus menghadapi kenyataan kami di masa lalu itu," kata Rutte.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tidak seorang pun yang hidup sekarang secara pribadi harus disalahkan atas perbudakan yang terjadi di masa lalu.
Rutte mengakui bahwa negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan besar yang menimpa orang-orang yang diperbudak dan keturunannya.
Dia kemudian menyerukan untuk berani mengakui dan melakukan percakapan yang sulit tentang masa lalu perbudakan.
Rutte menyatakan keinginannya untuk pengakuan dan pemahaman yang lebih baik menjelang tanggal simbolis, 1 Juli 2023, sebagai hari peringatan penghapusan perbudakan di Belanda.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Mendag cek kapal tanker yang tak penuhi syarat berlayar di Sungai Musi
Rabu, 8 Mei 2024 20:55 Wib
Saksi sebut Syahrul Yasin Limpo bayar gaji pembantu Rp35 juta dari uang pegawai Kementan
Rabu, 8 Mei 2024 14:01 Wib
Menteri PUPR: Rumah menteri di IKN capai 87 persen dan selesai Juli
Selasa, 7 Mei 2024 10:03 Wib
Menteri PANRB: seleksi CASN 2024 tidak mungkin ditunda
Jumat, 3 Mei 2024 15:17 Wib
Menteri PPPA: Peringatan Hari Kartini momentum perempuan untuk bersatu
Selasa, 30 April 2024 16:20 Wib
Wapres & Menteri Haji Arab Saudi bahas tambahan kuota haji Indonesia
Selasa, 30 April 2024 14:56 Wib
AS para menteri Arab bahas gencatan senjata Gaza, solusi dua negara
Selasa, 30 April 2024 10:30 Wib
PM Netanyahu tingkatkan tekanan militer pada Hamas agar bebaskan sandera
Senin, 22 April 2024 15:03 Wib