Kimberley mencintai Indonesia dari hati
Kebahagiaan ketika memperkuat Indonesia, apalagi dengan menggeluti olahraga yang dicintai sejak usia belia itu
Jakarta (ANTARA) - Tim bola basket 3x3 putri Indonesia untuk kali pertama mampu menembus tiga besar Piala Asia FIBA sejak ajang tersebut mulai dipertandingkan pada 2013.
Keberhasilan mencetak sejarah ini tak lepas dari sosok penting pemain naturalisasi Kimberley Pierre-Louis.
Pebasket yang menjadi WNI sejak 2019 ini memulai debutnya memperkuat Indonesia pada SEA Games Filipina di tahun yang sama, dan hingga kini ia tetap konsisten pada pilihannya itu.
Kini, pebasket yang awalnya berpaspor Kanada itu berharap dirinya bisa terus mengangkat prestasi Tim Nasional Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi luar biasa, terutama di sektor putri. Saya ingin terus bersama-sama tim ini, sampai mencapai prestasi tertinggi,” kata Kimberley yang dijumpai di GBK Arena, Jakarta, Selasa.
Pemain dengan tinggi 183 cm ini terpacu memberikan yang terbaik untuk Indonesia karena terharu akan dukungan yang diberikan para pencinta basket Tanah Air sejak ia memutuskan beralih kewarganegaraan.
Dari sini, ia melihat Indonesia memang membutuhkan prestasi di bola basket untuk memacu semangat pencinta olahraga ini.
Pada ajang FIBA Asia Cup di Singapura belum lama ini, Kimberley dkk memperoleh perunggu setelah mengalahkan Jepang 21-16 dalam perebutan tempat ketiga, Minggu (10/7).
Langkah Indonesia pada hari terakhir kompetisi ditandai dengan keberhasilan menjungkalkan Chinese Taipei dalam 17-15 di babak perempat final.
Sayangnya, mimpi Indonesia ke final harus pupus ketika mereka mengakui keunggulan Australia 13-21 di semifinal. Kendati demikian Indonesia sudah mencatatkan sejarah bisa tampil hingga perebutan tempat ketiga Piala FIBA Asia 3x3.
Catatan itu kian dipertajam ketika Indonesia menaklukkan Jepang 21-16 dalam laga perebutan tempat ketiga. Kimberley kembali menjadi senjata utama Indonesia menghadapi Jepang, di mana pebasket naturalisasi asal Kanada itu menyumbangkan 14 poin dalam kemenangan tersebut.
Kimberley yang sepanjang turnamen menjadi pemain tersubur dengan raihan 54 poin dari juga belakangan terpilih masuk dalam Tim Terbaik Putri Piala FIBA Asia 3x3 2022.
Di dalam tim itu Kimberley bergabung dengan Pemain Terbaik (MVP) Putri asal China, Lili Wang, serta wakil Australia Annelie Sara Maley.
Baca juga: Timnas 3x3 putri rebut perunggu SEA Games, tim putra tanpa medali
Sebenarnya aksi memukau Kimberley juga sudah terlihat saat ia memperkuat Timnas di ajang multicabang olahraga SEA Games 2021 di Hanoi Vietnam pada Mei lalu.
Ia juga menjadi kunci kemenangan Indonesia saat berlaga di ajang SEA Games tersebut dengan mempersembahkan medali perak untuk saat memperkuat tim 5x5 dan medali perunggu saat turun pada nomor 3x3.
Capaian ini juga menjadi catatan tersendiri basket putri Indonesia karena pada SEA Games 1993 dan SEA Games 2015 juga meraih hasil serupa. Sementara pada SEA Games Filipina tahun 2019 sebatas meraih perunggu.
Panggilan hati
Sebelum mendapat tawaran membela timnas basket putri Indonesia, Kim memperkuat klub asal Jerman, Rutronik Stars Keltern.
Ia mengisahkan awalnya ia dihubungi oleh Manajer Timnas Basket Putri Indonesia, Christopher Tanuwidjaja.
Lalu itu mempertimbangkan tawaran itu dengan mencari informasi seputar bola basket Indonesia.
Lantaran tak mendapatkan tawaran serupa dari Kanada, ia pun akhirnya menerima ajakan Indonesia itu.
“Saat itu saya terus berdoa, dan sepertinya kata hati memang mengatakan harus ke Indonesia,” kata pebasket usia 28 tahun ini.
Terlepas dari pergulatan itu, Kim kini menyadari bahwa pilihannya itu ternyata tak meleset.
Ia menemukan kebahagiaan ketika memperkuat Indonesia, apalagi dengan menggeluti olahraga yang dicintai sejak usia belia itu.
Baca juga: Indonesia hadapi tantangan berat di Piala FIBA Asia Putri 2021
Walau lelah, karena hanya berselang satu bulan setelah SEA Games harus bertanding kembali di FIBA Asia Cup pada Juli ini, Kim sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Bahkan, ia pun menerima dengan senang hati tugas barunya yakni memperkuat Indonesia di Islamic Solidarity Games tahun 2022 pada Agustus di Konya.
Kim pun memahami konsekwensinya bahwa dirinya tak bisa kembali ke Kanada untuk bertemu keluarganya dalam waktu dekat. Ia pun berharap sang ibunda tercinta yang nantinya bertandang ke Jakarta karena sudah lama tak berjumpa.
“Sejujurnya saya lelah sekali, saya sampai demam. Ingin istirahat dan recovery karena ada cedera juga di lutut. Tapi saya bahagia atas ini semua, karena saya memang mencintai Indonesia, dan keluarga sangat mendukung sekali,” kata Kim.
Sekretaris Jenderal Perbasi Nirmala Dewi mengatakan perekrutan pemain naturalisasi baik di sektor putra dan sektor putri merupakan salah satu strategi untuk mengangkat prestasi Indonesia.
Perbasi menilai Indonesia memerlukan strategi berbeda untuk memenangkan persaingan di tingkat Asia.
Selama ini Indonesia selalu terseok-seok, bahkan tak sekalipun meraih medali emas SEA Games atau selalu berada di bawah dominasi Filipina.
Memang tak dapat disangkal, adanya pemain naturalisasi membuat Timnas menjadi lebih kuat, dan terbukti pada SEA Games di Hanoi dapat meraih medali emas untuk Tim Bola Basket Putra 5x5 atau menjadi kali pertama dalam sejarah basket Indonesia.
Sejauh ini Indonesia sudah menaturalisasi lima pemain yakni Marques Terrel Bolden, Modou Kane, Dame Diagne, Ebrahim Enguio Lopez dan Jamar Jhonson, serta Kimberley.
Dua pemain yakni Bolden dan Kimberley saat ini menjadi rising star yang sangat menyita perhatian pencinta basket Tanah Air.
Manajer Tim Basket Putri Chirstopher Tanuwidjaja kekuatan tim basket putri terus menanjak sejak diarsiteki oleh pelatih asal Taiwan, Lin Chi Wen yang mendampingi tim sejak setahun terakhir.
“Adanya pelatih baru dari Taiwan ini saya lihat ada impact yang bagus,” kata dia.
Selain itu, adanya kesempatan untuk menjajal kejuaraan internasional juga membuat tim basket putri semakin percaya diri berlaga di SEA Games.
Khusus untuk Kimberley, ia tak menyangkal bahwa pemain naturalisasi ini memberikan kontribusi besar untuk tim.
Dalam satu tahun terakhir, performa Kim terus menanjak dengan rata-rata mencetak 15 poin di setiap gim.
“Dia pemain yang sederhana dan mau beradaptasi, itulah kuncinya mengapa dia bisa membawa Indonesia berprestasi,” kata dia.
Baca juga: Kimberley Pierre-Louis yakin perunggu FIBA Asia 3x3 2022 bakal jadi inspirasi Indonesia
Editor : Junaydi Suswanto
Keberhasilan mencetak sejarah ini tak lepas dari sosok penting pemain naturalisasi Kimberley Pierre-Louis.
Pebasket yang menjadi WNI sejak 2019 ini memulai debutnya memperkuat Indonesia pada SEA Games Filipina di tahun yang sama, dan hingga kini ia tetap konsisten pada pilihannya itu.
Kini, pebasket yang awalnya berpaspor Kanada itu berharap dirinya bisa terus mengangkat prestasi Tim Nasional Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi luar biasa, terutama di sektor putri. Saya ingin terus bersama-sama tim ini, sampai mencapai prestasi tertinggi,” kata Kimberley yang dijumpai di GBK Arena, Jakarta, Selasa.
Pemain dengan tinggi 183 cm ini terpacu memberikan yang terbaik untuk Indonesia karena terharu akan dukungan yang diberikan para pencinta basket Tanah Air sejak ia memutuskan beralih kewarganegaraan.
Dari sini, ia melihat Indonesia memang membutuhkan prestasi di bola basket untuk memacu semangat pencinta olahraga ini.
Pada ajang FIBA Asia Cup di Singapura belum lama ini, Kimberley dkk memperoleh perunggu setelah mengalahkan Jepang 21-16 dalam perebutan tempat ketiga, Minggu (10/7).
Langkah Indonesia pada hari terakhir kompetisi ditandai dengan keberhasilan menjungkalkan Chinese Taipei dalam 17-15 di babak perempat final.
Sayangnya, mimpi Indonesia ke final harus pupus ketika mereka mengakui keunggulan Australia 13-21 di semifinal. Kendati demikian Indonesia sudah mencatatkan sejarah bisa tampil hingga perebutan tempat ketiga Piala FIBA Asia 3x3.
Catatan itu kian dipertajam ketika Indonesia menaklukkan Jepang 21-16 dalam laga perebutan tempat ketiga. Kimberley kembali menjadi senjata utama Indonesia menghadapi Jepang, di mana pebasket naturalisasi asal Kanada itu menyumbangkan 14 poin dalam kemenangan tersebut.
Kimberley yang sepanjang turnamen menjadi pemain tersubur dengan raihan 54 poin dari juga belakangan terpilih masuk dalam Tim Terbaik Putri Piala FIBA Asia 3x3 2022.
Di dalam tim itu Kimberley bergabung dengan Pemain Terbaik (MVP) Putri asal China, Lili Wang, serta wakil Australia Annelie Sara Maley.
Baca juga: Timnas 3x3 putri rebut perunggu SEA Games, tim putra tanpa medali
Sebenarnya aksi memukau Kimberley juga sudah terlihat saat ia memperkuat Timnas di ajang multicabang olahraga SEA Games 2021 di Hanoi Vietnam pada Mei lalu.
Ia juga menjadi kunci kemenangan Indonesia saat berlaga di ajang SEA Games tersebut dengan mempersembahkan medali perak untuk saat memperkuat tim 5x5 dan medali perunggu saat turun pada nomor 3x3.
Capaian ini juga menjadi catatan tersendiri basket putri Indonesia karena pada SEA Games 1993 dan SEA Games 2015 juga meraih hasil serupa. Sementara pada SEA Games Filipina tahun 2019 sebatas meraih perunggu.
Panggilan hati
Sebelum mendapat tawaran membela timnas basket putri Indonesia, Kim memperkuat klub asal Jerman, Rutronik Stars Keltern.
Ia mengisahkan awalnya ia dihubungi oleh Manajer Timnas Basket Putri Indonesia, Christopher Tanuwidjaja.
Lalu itu mempertimbangkan tawaran itu dengan mencari informasi seputar bola basket Indonesia.
Lantaran tak mendapatkan tawaran serupa dari Kanada, ia pun akhirnya menerima ajakan Indonesia itu.
“Saat itu saya terus berdoa, dan sepertinya kata hati memang mengatakan harus ke Indonesia,” kata pebasket usia 28 tahun ini.
Terlepas dari pergulatan itu, Kim kini menyadari bahwa pilihannya itu ternyata tak meleset.
Ia menemukan kebahagiaan ketika memperkuat Indonesia, apalagi dengan menggeluti olahraga yang dicintai sejak usia belia itu.
Baca juga: Indonesia hadapi tantangan berat di Piala FIBA Asia Putri 2021
Walau lelah, karena hanya berselang satu bulan setelah SEA Games harus bertanding kembali di FIBA Asia Cup pada Juli ini, Kim sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Bahkan, ia pun menerima dengan senang hati tugas barunya yakni memperkuat Indonesia di Islamic Solidarity Games tahun 2022 pada Agustus di Konya.
Kim pun memahami konsekwensinya bahwa dirinya tak bisa kembali ke Kanada untuk bertemu keluarganya dalam waktu dekat. Ia pun berharap sang ibunda tercinta yang nantinya bertandang ke Jakarta karena sudah lama tak berjumpa.
“Sejujurnya saya lelah sekali, saya sampai demam. Ingin istirahat dan recovery karena ada cedera juga di lutut. Tapi saya bahagia atas ini semua, karena saya memang mencintai Indonesia, dan keluarga sangat mendukung sekali,” kata Kim.
Sekretaris Jenderal Perbasi Nirmala Dewi mengatakan perekrutan pemain naturalisasi baik di sektor putra dan sektor putri merupakan salah satu strategi untuk mengangkat prestasi Indonesia.
Perbasi menilai Indonesia memerlukan strategi berbeda untuk memenangkan persaingan di tingkat Asia.
Selama ini Indonesia selalu terseok-seok, bahkan tak sekalipun meraih medali emas SEA Games atau selalu berada di bawah dominasi Filipina.
Memang tak dapat disangkal, adanya pemain naturalisasi membuat Timnas menjadi lebih kuat, dan terbukti pada SEA Games di Hanoi dapat meraih medali emas untuk Tim Bola Basket Putra 5x5 atau menjadi kali pertama dalam sejarah basket Indonesia.
Sejauh ini Indonesia sudah menaturalisasi lima pemain yakni Marques Terrel Bolden, Modou Kane, Dame Diagne, Ebrahim Enguio Lopez dan Jamar Jhonson, serta Kimberley.
Dua pemain yakni Bolden dan Kimberley saat ini menjadi rising star yang sangat menyita perhatian pencinta basket Tanah Air.
Manajer Tim Basket Putri Chirstopher Tanuwidjaja kekuatan tim basket putri terus menanjak sejak diarsiteki oleh pelatih asal Taiwan, Lin Chi Wen yang mendampingi tim sejak setahun terakhir.
“Adanya pelatih baru dari Taiwan ini saya lihat ada impact yang bagus,” kata dia.
Selain itu, adanya kesempatan untuk menjajal kejuaraan internasional juga membuat tim basket putri semakin percaya diri berlaga di SEA Games.
Khusus untuk Kimberley, ia tak menyangkal bahwa pemain naturalisasi ini memberikan kontribusi besar untuk tim.
Dalam satu tahun terakhir, performa Kim terus menanjak dengan rata-rata mencetak 15 poin di setiap gim.
“Dia pemain yang sederhana dan mau beradaptasi, itulah kuncinya mengapa dia bisa membawa Indonesia berprestasi,” kata dia.
Baca juga: Kimberley Pierre-Louis yakin perunggu FIBA Asia 3x3 2022 bakal jadi inspirasi Indonesia
Editor : Junaydi Suswanto