Jakarta (ANTARA) - Komisaris All Time Mining Prathama Nugraha Tjoeng menilai dunia kripto saat ini masih akan terus bertumbuh meski saat ini tengah memasuki fase atau siklus turun, yang sebenarnya sudah terjadi beberapa kali.
"Dunia kripto itu berbasis komunitas. Kalau kita lihat ke belakang saat tahun 2008 akhir, BTC yang bisa dibilang cryptocurrency pertama di dunia, diperkuat dan dibangun oleh komunitas. Itu pun pertumbuhannya tidak selalu mulus dan ada scam juga," ujar Prathama dalam rilis pers diterima di Jakarta pada Selasa.
Dia menyebut bagaimana kripto telah melewati tiga sampai empat siklus yang sangat anjlok, namun tetap kembali tumbuh. Pada 2015 lalu misalnya, pemerintah Amerika Serikat pernah mengeluarkan aturan larangan bagi online platform melakukan promosi terkait kripto.
Dia mengatakan saat itu dunia kripto hancur, tetapi tidak lama kemudian aturan itu dicabut dan kripto tumbuh kembali.
"Dan kalau dilihat dalam nilai investasi, kripto akan tetap naik dan tetap bisa kembali. Dan ketika kembali, hasilnya akan lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya," kata dia.
Sementara itu, Direktur All Time Mining Christoper Vittorio Simon mengatakan kondisi bear market seperti saat ini sebenarnya juga bisa menguntungkan.
Dia menyebut, waktu-waktu seperti ini merupakan momentum yang tepat untuk mengumpulkan koin-koin yang diprediksi memiliki nilai yang bagus.
"Bagi kripto garis keras, kondisi bear market seperti saat ini membuat mereka senang. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk akumulasi koin-koin yang menurut mereka bagus menyambut 2025 di mana sistem kripto mengalami halving setiap empat tahun sekali," kata Vitto.
Terkait urusan regulasi, Vitto menilai hal tersebut merupakan sesuatu yang bagus, yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi komunitas kripto.
"Di Eropa yang tadinya kripto ilegal, kini sudah boleh diversifikasi aset berupa kripto. Jadi kalau mau investasi aset di luar emas, kripto sudah boleh. Di Indonesia pun sudah ada aturan pajak mining dan pajak trading. Jadi diregulasi tidak selalu buruk. Diregulasi artinya bisa lebih sustain," ujarnya.
Hal tersebut diamini oleh International PR Lead Tokocrypto Anindita Sekar Jati. Dia menilai regulasi di dunia kripto dapat menghadirkan masa depan industri yang lebih berkelanjutan.
"Regulasi tidak selamanya buruk dan bisa menghadirkan masa depan industri yang sustainable. Itu mengapa kami sangat menjaga baik kurasi token jangan sampai me-list token yang salah, yang notabene hanya banyak janji," kata dia.
All Time Mining sendiri baru-baru ini menggelar seminar edukasi untuk para penambang kripto atau miners lewat acara bertajuk All Time Mining x Tokocrypto Mining 101 & 102.
Acara tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu kelas pemula dan kelas lanjutan yang masing-masing diikuti oleh hampir 50 peserta.
Chief Marketing Officer All Time Mining Keith mengatakan aset kripto berpotensi menjadi faktor yang membantu mempersempit celah antargenerasi, terutama generasi millenial serta gen z, maupun generasi mendatang.
"Cryptomining adalah potensi besar dalam mengakumulasi passive income terutama untuk anak-anak muda yang berkarir di bidang lifestyle dan industri kreatif seperti saya, maupun orang-orang yang tidak punya waktu untuk memiliki pekerjaan sampingan atau berwirausaha," kata Keith.
Sementara itu, Anindita mengatakan seminar edukasi seperti yang dilakukan oleh All Time Mining merupakan salah satu agenda penting baik bagi para miners maupun investor kripto.
"Edukasi seperti ini kami rasa sangat penting. Kami sambut baik sekali dengan adanya kegiatan komunitas dari All Time Mining di fasilitas Tokocrypto di fasilitas kami di T-HUB Patal Senayan by Tokocrypto," kata Anindita.
Tokocrypto melihat saat ini adalah waktu yang tepat bagi para miners maupun investor untuk memupuk ilmu tentang kripto lewat kegiatan-kegiatan edukasi yang diselenggarakan. Dia pun berharap seminar edukasi seperti ini dapat menjadi sistem pendukung bagi orang-orang yang terlibat dalam dunia kripto.
"Komunitas seperti All Time Mining akan memiliki peran yang sangat besar. Artinya investor akan memiliki kedewasaan dan kebijakan dalam mengelola investasi," ucap Anindita.