Jakarta (ANTARA) - United Overseas Bank Limited (UOB) Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dengan nilai 5 miliar dolar Singapura atau setara dengan Rp53,21 triliun.
Deputy Chairman Chief Executive Officer (CEO) UOB Wee Ee Cheong mengatakan bisnis konsumer tersebut mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management, dan tabungan segmen ritel.
"Ini merupakan kesempatan luar biasa dan datang di saat yang tepat. UOB percaya potensi jangka panjang kawasan Asia Tenggara dan kami telah menerapkan kedisiplinan, kehati-hatian, dan keteguhan dalam memanfaatkan kesempatan untuk bertumbuh," kata Cheong dalam media briefing secara daring di Jakarta, Jumat.
Seraya menunggu persetujuan regulator, ia berharap dapat mengintegrasikan kualitas portofolio Citigroup dan menyambut tim mereka, serta menciptakan nilai yang bertumbuh bagi nasabah, kolega, serta pemangku kepentingan.
Bisnis yang diakuisisi, bersama dengan bisnis konsumer regional UOB, akan membentuk sinergi yang kuat dan dapat meningkatkan skala bisnis UOB Group dan memperkuat posisi UOB sebagai bank regional terkemuka.
Ia menuturkan bisnis konsumer Citigroup memiliki nilai aset bersih agregat sekitar 4 miliar dolar AS dan basis nasabah sekitar 2,4 juta per 30 Juni 2021, serta menghasilkan pendapatan sekitar 500 juta dolar AS pada semester I tahun 2021.
Tanpa mencakup biaya transaksi satu kali tersebut, akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan laba per saham UOB (EPS) dan rasio pengembalian ekuitas (ROE).
Imbalan kas untuk akuisisi akan dihitung berdasarkan premi agregat setara dengan 915 juta dolar AS ditambah nilai aset bersih bisnis konsumer saat transaksi selesai.
"Akuisisi diharapkan dibiayai kelebihan modal inti dan diperkirakan mengurangi rasio CET1 UOB 70 basis poin menjadi 12,8 persen, berdasarkan posisi modal inti pada 30 September 2021. Efek terhadap rasio CET1 tidak diharapkan menjadi material dan akan sesuai dengan persyaratan dan peraturan berlaku," ungkapnya.
Menurut Cheong, penyelesaian akuisisi di masing-masing negara akan menunggu persetujuan dari regulator negara terkait dan di Singapura, dengan perkiraan penyelesaian antara pertengahan 2022 dan awal 2024, tergantung perkembangan dan hasil dari proses persetujuan regulator.
Berita Terkait
Kendaraan listrik tanpa kabar keluhan selama Lebaran
Sabtu, 20 April 2024 8:34 Wib
Megawati akan lawan Timnas All Star
Sabtu, 20 April 2024 6:58 Wib
Ernando: Kunci kemenangan adalah kerja keras
Jumat, 19 April 2024 10:57 Wib
Kalahkan Australia, Timnas Indonesia naik peringkat dua Grup A Piala Asia U-23
Kamis, 18 April 2024 22:36 Wib
Pratinjau Indonesia U23 vs Australia U23: Garuda Muda menjaga asa
Kamis, 18 April 2024 16:44 Wib
LSI: Approval rating Presiden naik jadi 76,2 persen
Kamis, 18 April 2024 15:38 Wib
UMKM binaan BNI berpartisipasi pada pameran di Singapura
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Kemendag ajak konsumen Indonesia lebih kritis dalam pembelian barang
Kamis, 18 April 2024 15:06 Wib