Proyek "Green Refinery" di Kilang Pertamina Plaju tahapan studi Amdal

id pertamina plaju,kilang pertamina,kilang pertamina plaju,minyak nabati,cpo,green refinery,pt pertamina,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel,

Proyek "Green Refinery" di Kilang Pertamina Plaju  tahapan studi Amdal

General Manager Kilang Pertamina Plaju Moh. Hasan Efendi. (ANTARA/Dolly Rosana/21)

Palembang (ANTARA) - Proyek pembangunan “Green Refinery” yang memanfaatkan CPO (crude palm oil) di Kilang Pertamina Plaju Palembang memasuki tahapan studi analisa dampak lingkungan (Amdal) dan studi FEED (Front End Engineering Design).

General Manager Kilang Pertamina Plaju Moh. Hasan Efendi di Palembang, Kamis, pembangunan kilang hijau itu juga telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai daerah yang akan menyuplai bahan bakunya.

“Saat ini Kilang Plaju fokus pada pengembangan ‘Green Refinery’ dengan target menghasilkan produk ramah lingkungan pada 2024,” kata dia.

Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan produk-produk ramah lingkungan, diantaranya Green Diesel, Green Avtur, Green Naphtha, dan Green LPG dengan kapasitas 20 MBSD (Thousand barel per steam day).

Pengembangan bahan bakar nabati yang berbasis CPO (kelapa sawit) ini untuk mendukung program Pemerintah dalam bauran energi dan mencapai target kemandirian energi nasional, dengan memperluas penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan.

Seperti diketahui, ketersediaan bahan baku minyak mentah fosil semakin turun, terutama di Sumatera Bagian Selatan lantaran semakin berkurangnya volume produksi dari sumur minyak dan belum ditemukannya lagi cadangan minyak baru.

Ini yang mendorong Pertamina RU III Plaju untuk mencari alternatif sumber bahan baku energi baru dari CPO (crude palm oil) yang cukup melimpah.

Sejauh ini Kilang Plaju telah berhasil mengolah premium dari minyak kelapa sawit berjenis RBDPO (refined, bleached, and deodorized palm oil), yaitu minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) yang telah diproses lebih lanjut sehingga dapat menghilangkan getah, impurities dan baunya.

“Kita sudah bisa mengolah minyak kelapa sawit menjadi premium. Komposisinya tidak full, jadi 15 persen dari minyak kelapa sawit RBDPO yang turunan dari CPO dan 85 persen dari minyak mentah, tapi keluarnya jadi satu premium,” kata Hasan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terus mengawal produksi perdana energi biofuel bensin sawit bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).

Muba sudah berhasil memproduksi Industry Vegetable Oil (IVO) yang memenuhi standar untuk bahan bakar bensin sawit (bensat) dan avtur dengan memanfaatkan bahan baku yang disuplai dari petani setempat.