Martapura (ANTARA) - Sebanyak 42 desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, rawan terjadi bencana banjir saat musim penghujan.
Staf Ahli Bupati OKU Timur, Amin Zen di Martapura, Jumat, mengatakan saat musim pancaroba seperti sekarang ini terdapat sekitar 42 desa di wilayah setempat yang rawan terjadi bencana banjir.
Wilayah yang rawan terjadi bencana alam tersebut antara lain Desa Tanjung Aman dan Dusun Kampung Sawah, Kelurahan Paku Sengkunyit, Kecamatan Martapura.
Kemudian, desa di Kecamatan BP Peliung meliputi Desa Negeri Agung, Bantan, Bantan Pelita dan Desa Negeri Pakuan.
Untuk Kecamatan Madang Suku, kata dia, meliputi Desa Rasuan, Agung Jati, Mendayun dan Desa Gunung Terang.
"Masih ada puluhan desa lagi yang rawan banjir terletak di beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Buay Madang, Madang Suku II dan Cempaka.
Oleh karena, guna mengantisipasi adanya korban jiwa, pihaknya meminta seluruh instansi terkait agar siap siaga menghadapi bencana alam.
Selain itu, pihaknya juga saat ini menyiapkan sejumlah perlengkapan kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam di wilayah setempat.
Adapun peralatan yang sudah disiapkan pemerintah daerah setempat tersebut antara lain dua perahu karet, tabung pemadam air ringan, pelampung dan peralatan penanggulangan bencana lainnya.
"Untuk pos terpadu berada di Kantor BPBD OKU Timur," ujarnya.*
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel ingatkan lapas waspadai empat titik rawan
Jumat, 19 April 2024 13:18 Wib
Pemkab Muba siagakan alat berat di titik rawan bencana
Minggu, 7 April 2024 18:49 Wib
Polres OKU Timur petakan daerah rawan lakalantas di jalur mudik
Jumat, 5 April 2024 20:13 Wib
BPBD Sumsel petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi saat mudik
Rabu, 3 April 2024 23:55 Wib
Kasal: Perairan dekat IKN rawan perlu sensor awasi perlintasan
Kamis, 29 Februari 2024 14:15 Wib
BPBD OKU Selatan gelar patroli ke kawasan rawan bencana alam
Minggu, 25 Februari 2024 17:23 Wib
KPU OKU Timur berkan perlakukan khusus TPS rawan banjir
Jumat, 9 Februari 2024 13:39 Wib
Belajar dari bencana alam di Natuna untuk mengurangi risiko
Jumat, 19 Januari 2024 11:10 Wib