Keputusan Flick mainkan Kingsley Coman tuai pujian
Jakarta (ANTARA) - Mantan gelandang Bayern Muenchen, Owen Hargreaves, memuji keputusan manajer Hansi Flick memainkan Kingsley Coman sejak awal laga final Liga Champions di Stadion da Lisbon, Portugal, Minggu waktu setempat (Senin WIB).
Pasalnya, pemain sayap berpaspor Prancis itu menjadi pencetak gol semata wayang yang memastikan Bayern menang 1-0 atas Paris Saint-Germain sekaligus meraih gelar juara Liga Champions keenam mereka.
"Hansi Flick selalu menemukan keputusan tepat di penentuan dan hari itu keputusan itu adalah Kingsley Coman," kata Hargreaves yang bertugas sebagai pandit laga final tersebut di stasiun televisi BT Sports, Senin dini hari WIB.
Baca juga: Bayern Muenchen juara Liga Champions, berkat gol tunggal Coman kontra PSG
Semenjak kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi COVID-19, Flick lebih banyak menurunkan Ivan Perisic sebagai pilihan utama mengisi sektor sayap kiri serangan Die Bavaria, termasuk dalam tiga pertandingan menuju final.
Namun, sehari jelang final Flick sempat melontarkan sinyal bahwa ada kemungkinan Coman diturunkan sejak awal guna menyiasati ekses kelelahan yang mungkin sudah dirasakan Perisic mengingat babak perempat final hingga final digelar jadwal yang padat.
Keputusan itu terbukti mujarab sebab Coman beberapa kali mengancam pada babak pertama sebelum akhirnya memecahkan kebuntuan dengan menanduk umpan lambung terukur dari Joshua Kimmich demi membawa Bayern memimpin pada menit ke-59 dan keunggulan itu berhasil dipertahankan hingga bubaran.
Lebih jauh lagi, Hargreaves menyebut Flick berhasil menciptakan perubahan di kubu Bayern bukan saja mengangkat mereka dari keterpurukan yang terjadi di awal musim di bawah kepelatihan Niko Kovac, tetapi juga dari penampilan di Liga Champions musim lalu.
Baca juga: Hansi Flick lega Bayern mampu jawab persoalan hentikan lini depan PSG
Musim lalu, Bayern terhenti di babak 16 besar setelah kalah 1-3 melawan Liverpool di hadapan pendukungnya sendiri.
"Ini salah satu skuat Bayern terbaik sepanjang masa. Flick mengubah tim ini menjadi sebuah mesin yang luar biasa," kata Hargreaves yang merupakan jebolan akademi Bayern itu.
"Tahun lalu Liverpool membuat mereka tak berkutik dan semua orang berpikir itu jadi penanda berakhirnya era Bayern, dan sekarang ini menjadi awal dari jaman baru," pungkasnya.
Flick sukses mengantarkan Bayern meraih trofi Si Kuping Besar keenamnya, menyamai rekor Liverpool, sembari dikawinkan dengan gelar Bundesliga Jerman serta trofi Piala DFB Pokal untuk menorehkan trigelar kedua setelah 2013 di bawah asuhan Jupp Heynckes.
Baca juga: Mampukah PSG rengkuh gelar juara Liga Champions
Baca juga: Nasser: PSG bakal juara Liga Champions suatu saat nanti
Pasalnya, pemain sayap berpaspor Prancis itu menjadi pencetak gol semata wayang yang memastikan Bayern menang 1-0 atas Paris Saint-Germain sekaligus meraih gelar juara Liga Champions keenam mereka.
"Hansi Flick selalu menemukan keputusan tepat di penentuan dan hari itu keputusan itu adalah Kingsley Coman," kata Hargreaves yang bertugas sebagai pandit laga final tersebut di stasiun televisi BT Sports, Senin dini hari WIB.
Baca juga: Bayern Muenchen juara Liga Champions, berkat gol tunggal Coman kontra PSG
Semenjak kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi COVID-19, Flick lebih banyak menurunkan Ivan Perisic sebagai pilihan utama mengisi sektor sayap kiri serangan Die Bavaria, termasuk dalam tiga pertandingan menuju final.
Namun, sehari jelang final Flick sempat melontarkan sinyal bahwa ada kemungkinan Coman diturunkan sejak awal guna menyiasati ekses kelelahan yang mungkin sudah dirasakan Perisic mengingat babak perempat final hingga final digelar jadwal yang padat.
Keputusan itu terbukti mujarab sebab Coman beberapa kali mengancam pada babak pertama sebelum akhirnya memecahkan kebuntuan dengan menanduk umpan lambung terukur dari Joshua Kimmich demi membawa Bayern memimpin pada menit ke-59 dan keunggulan itu berhasil dipertahankan hingga bubaran.
Lebih jauh lagi, Hargreaves menyebut Flick berhasil menciptakan perubahan di kubu Bayern bukan saja mengangkat mereka dari keterpurukan yang terjadi di awal musim di bawah kepelatihan Niko Kovac, tetapi juga dari penampilan di Liga Champions musim lalu.
Baca juga: Hansi Flick lega Bayern mampu jawab persoalan hentikan lini depan PSG
Musim lalu, Bayern terhenti di babak 16 besar setelah kalah 1-3 melawan Liverpool di hadapan pendukungnya sendiri.
"Ini salah satu skuat Bayern terbaik sepanjang masa. Flick mengubah tim ini menjadi sebuah mesin yang luar biasa," kata Hargreaves yang merupakan jebolan akademi Bayern itu.
"Tahun lalu Liverpool membuat mereka tak berkutik dan semua orang berpikir itu jadi penanda berakhirnya era Bayern, dan sekarang ini menjadi awal dari jaman baru," pungkasnya.
Flick sukses mengantarkan Bayern meraih trofi Si Kuping Besar keenamnya, menyamai rekor Liverpool, sembari dikawinkan dengan gelar Bundesliga Jerman serta trofi Piala DFB Pokal untuk menorehkan trigelar kedua setelah 2013 di bawah asuhan Jupp Heynckes.
Baca juga: Mampukah PSG rengkuh gelar juara Liga Champions
Baca juga: Nasser: PSG bakal juara Liga Champions suatu saat nanti