Menunggu sumbangan emas kembali dari bulu tangkis dan atletik di SEA Games
Manila, Filipina (ANTARA) - Cabang olahraga bulu tangkis dan atletik kembali diharapkan untuk menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia pada SEA Games 2019 yang salah satunya untuk tujuannya untuk mempertahankan posisi dua besar klasemen.
Bertanding di Muntinlupa Sports Center, Filipina, Senin, ada tiga peluang emas bulu tangkis yang bisa dibawa pulang ke Indonesia. Peluang pertama ada di tangan Praveen Jordan/Melati yang akan menghadapi wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Sevon. Sebelumnya Indonesia sudah merebut emas dari beregu putra.
Berikutnya tunggal putri Ruselli Hartawan. Kejutan pemain muda ini diharapkan terus berlanjut pada laga final yang bakal menantang tunggal putri asal Malaysia Selvaduray Kisona.
Peluang berikutnya datang dari ganda putri senior Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Ganda putri terbaik Indonesia akan menghadapi wakil Thailand Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong di partai puncak kejuaraan dua tahunan itu.
"Kami harus menikmati setiap pertandingan dan kami nggak mau mikir gimana-gimana dulu. Mau fokus aja di lapangan,” kata Greysia dalam keterangan resminya.
“Mereka (pasangan Thailand) pasti punya strategi untuk mengatasi kami. Kami akan mempelajari juga dan mempersiapkan. Sebelum masuk lapangan kami harus siap lagi dan fokus lagi,” kata partner Greysia, Apriyani Rahayu menambahkan.
Jika bulu tangkis ada peluang tiga emas, begitu juga dari atletik. Ada beberapa peluang yang bisa dimaksimalkan seperti dari jalan cepat 20 km putra lewat Hendro maupun Bayu Prasetyo. Begitu juga lewat lari gawang putri lewat Emilia Nova.
Agus Prayogo juga kembali turun di setelah sebelumnya meraih emas marathon dan perak 10 ribu meter. Atlet yang juga anggota TNI ini bakal turun di nomor 5.000 meter. Begitu juga nomor estafet 4x100 bersama Eko Rimbawan dan kawan-kawan.
Selain itu dari klaster Luzon diharapkan kembali menyumbangkan emas yang salah satunya lewat balap sepeda BMX. I Gusti Bagus Saputra dan Rio Akbar menjadi tumpuan. Tak ketinggalan skateboard yang terus berusaha mencuri emas dari tuan rumah Filipina.
Dari klaster Clark selain atletik ada panahan. Nomor tim compound putri menjadi andalan meraih emas setelah satu hari sebelumnya banyak emas diraih termasuk dari Hendra Purnama dari nomor recurve.
Tinju juga tidak ketinggalan. Bertanding di PICC Forum, dua petinju Indonesia melangkah ke final yaitu Endang pada kelas 48 kg putri serta Kornelis Kwangu Langu pada kelas 46-49 kg (light flyweight).
Cabang bela diri selain dari tinju, emas diharapkan kembali datang dari karate, taekwondo hingga jujitsu. Emas dari disiplin ini diharapkan mengalir seperti Sambo yang mampu bikin kejutan di kejuaraan dua tahunan ini.
Hingga hari ke delapan pelaksanaan SEA Games 2019, kontingen Indonesia masih bertahan di posisi dua dengan 66 emas, 63 perak dan 79 perunggu. Raihan emas sendiri telah melebihi target Presiden Jokowi yaitu 60 emas. Namun, jumlah emas saat ini sama dengan Vietnam yang berada di posisi tiga yaitu 66 emas, 59 perak dan 79 perunggu.
Untuk posisi puncak tetap dihuni oleh tuan rumah Filipina dengan perolehan 113 emas, 87 perak dan 86 perunggu. Jika dilihat dari selisih cukup mustahil untuk mengejar tim tuan rumah.
Bertanding di Muntinlupa Sports Center, Filipina, Senin, ada tiga peluang emas bulu tangkis yang bisa dibawa pulang ke Indonesia. Peluang pertama ada di tangan Praveen Jordan/Melati yang akan menghadapi wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Sevon. Sebelumnya Indonesia sudah merebut emas dari beregu putra.
Berikutnya tunggal putri Ruselli Hartawan. Kejutan pemain muda ini diharapkan terus berlanjut pada laga final yang bakal menantang tunggal putri asal Malaysia Selvaduray Kisona.
Peluang berikutnya datang dari ganda putri senior Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Ganda putri terbaik Indonesia akan menghadapi wakil Thailand Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong di partai puncak kejuaraan dua tahunan itu.
"Kami harus menikmati setiap pertandingan dan kami nggak mau mikir gimana-gimana dulu. Mau fokus aja di lapangan,” kata Greysia dalam keterangan resminya.
“Mereka (pasangan Thailand) pasti punya strategi untuk mengatasi kami. Kami akan mempelajari juga dan mempersiapkan. Sebelum masuk lapangan kami harus siap lagi dan fokus lagi,” kata partner Greysia, Apriyani Rahayu menambahkan.
Jika bulu tangkis ada peluang tiga emas, begitu juga dari atletik. Ada beberapa peluang yang bisa dimaksimalkan seperti dari jalan cepat 20 km putra lewat Hendro maupun Bayu Prasetyo. Begitu juga lewat lari gawang putri lewat Emilia Nova.
Agus Prayogo juga kembali turun di setelah sebelumnya meraih emas marathon dan perak 10 ribu meter. Atlet yang juga anggota TNI ini bakal turun di nomor 5.000 meter. Begitu juga nomor estafet 4x100 bersama Eko Rimbawan dan kawan-kawan.
Selain itu dari klaster Luzon diharapkan kembali menyumbangkan emas yang salah satunya lewat balap sepeda BMX. I Gusti Bagus Saputra dan Rio Akbar menjadi tumpuan. Tak ketinggalan skateboard yang terus berusaha mencuri emas dari tuan rumah Filipina.
Dari klaster Clark selain atletik ada panahan. Nomor tim compound putri menjadi andalan meraih emas setelah satu hari sebelumnya banyak emas diraih termasuk dari Hendra Purnama dari nomor recurve.
Tinju juga tidak ketinggalan. Bertanding di PICC Forum, dua petinju Indonesia melangkah ke final yaitu Endang pada kelas 48 kg putri serta Kornelis Kwangu Langu pada kelas 46-49 kg (light flyweight).
Cabang bela diri selain dari tinju, emas diharapkan kembali datang dari karate, taekwondo hingga jujitsu. Emas dari disiplin ini diharapkan mengalir seperti Sambo yang mampu bikin kejutan di kejuaraan dua tahunan ini.
Hingga hari ke delapan pelaksanaan SEA Games 2019, kontingen Indonesia masih bertahan di posisi dua dengan 66 emas, 63 perak dan 79 perunggu. Raihan emas sendiri telah melebihi target Presiden Jokowi yaitu 60 emas. Namun, jumlah emas saat ini sama dengan Vietnam yang berada di posisi tiga yaitu 66 emas, 59 perak dan 79 perunggu.
Untuk posisi puncak tetap dihuni oleh tuan rumah Filipina dengan perolehan 113 emas, 87 perak dan 86 perunggu. Jika dilihat dari selisih cukup mustahil untuk mengejar tim tuan rumah.