"Wiro Sableng" temui penggemarnya di Palembang

id Wiro sableng,Vino g bastian,Film,Vino,Cgv,Cinemaxx,21cineplex,Nonton bareng,Nobar,Palembang

"Wiro Sableng" temui penggemarnya di Palembang

Para pemain film “Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212” Vino G Bastian bersama pemeran pendamping, Yayan Ruhian, Sherina Munaf, dan Fariz Alfarizi menggelar jumpa pers dan temu penggemar di Palembang Indah Mall, Kamis (6/9) (ANTARA News Sumsel/Fernando Tri Tanjung/Erwin Matondang/18).)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - "Lifelike Pictures" telah menyelesaikan produksi film “Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212” dan siap membuat “Sableng” penonton di bioskop.

“Jadi Wiro Sableng itu seru, selain perannya yang humoris, sebagai pendekar ada juga sisi heroiknya,” kata pemeran Wiro Sableng Vino G Bastian di meet and greet yang bertempat di Palembang Indah Mall, Kamis.

Film hasil co-production pertama 20th Century Fox di Asia Tenggara ini dihadirkan dengan tujuan memuaskan para penggemar yang rindu akan sosok pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, sekaligus memberi angin segar bagi para penonton film akan hadirnya pahlawan asli Indonesia.

Film ini diangkat dari novel karya Alm. Bastian Tito yang terdiri dari 185 buku dalam rentang waktu 39 tahun dan menjadi Intelectual Property (IP) terlama dan terpanjang di Indonesia. 

Film Wiro Sableng ini mengusung genre Action Fantasy khas Indonesia. Aksi yang dihadirkan di film ini dibuat menggunakan Pencak Silat hasil koreografi dari Yayan Ruhian, berpadu dengan Fantasi khas Nusantara dari Adrianto Sinaga selaku Production Designer.

“Wiro Sableng ini adalah pendekar yang mendunia, dengan karakter yang serba bisa dan kemampuan pencak silat yang hebat,” kata pemeran antagonis Mahesa Birawan di Film Wiro Sableng, Yayan Ruhian.

Berkolaborasi dengan Chris Lie dari Caravan Studio, Anto merancang 300 kostum dan 150 senjata yang berbasis Nusantara untuk setiap karakter yang ada. Selain itu, film Wiro Sableng juga menyajikan sederet elemen drama dan komedi yang turut mengisi 123 menit durasi film ini.

Lifelike Pictures resmi bekerja sama dengan 20th Century Fox untuk co-production film Wiro Sableng pada Februari 2017 lalu dan berlanjut ke tahap pra-produksi yang berlangsung selama enam bulan. 

Pengambilan gambar dilakukan selama empat bulan di berbagai lokasi di Indonesia, dilanjutkan ke tahap paska-produksi yang berlangsung selama sembilan bulan. 

Secara total, lebih dari satu setengah tahun proses pembuatan film Wiro Sableng berlangsung dan melibatkan total 977 kru dan pemain dalam proses panjang tersebut.

“Saya beruntung karena seluruh kru di semua departemen mempunyai komitmen dan kecintaan kepada film ini, sehingga proses panjang tersebut terasa menyenangkan. Koordinasi dan jalinan kerja tiap departemen juga selalu mendukung sehingga hasilnya memenuhi harapan kami semua,” kata Produser film Wiro Sableng Sheila Timothy.

Kurt Rieder selaku Executive Vice President Asia Pacific 20th Century Fox International pun memberi tanggapannya tentang kerja sama dengan Lifelike Pictures untuk menghasilkan film Wiro Sableng.

“Seluruh tim di Fox sangat terkesan oleh kreativitas dan profesionalisme dari Lifelike Pictures dan mungkin tidak bisa menemukan rekan kerja yang lebih baik lagi di Asia Tenggara,” ujar Kurt.

Ia mengatakn mulai dari produksi dan paska produksi hingga marketing, media sosial, dan promosi pihak ketiga, Wiro Sableng telah menetapkan tonggak baru di Indonesia dan menunjukkan bahwa Lifelike Pictures dapat memenuhi standar studio.

Menyajikan film genre fantasi menjadi tantangan tersendiri bagi Lifelike Pictures. Dukungan Computer-Generated Imagery (CGI) tentu dibutuhkan untuk menghasilkan Visual Effects (VFX) di beberapa bagian yang diperlukan guna menambah fantasi film ini. 

Lifelike Pictures membuat sebuah workflow yang berbeda dari biasanya dalam proses pengerjaan CGI dengan melibatkan 93 VFX artist asli Indonesia yang terbagi dalam lebih dari 10 studio VFX. 

Vino G Bastian mengatakan film ini sangat penting baginya karena ini menjadi kenangan untuk ayahanda tercinta, Alm. Bastian Tito.

“Ini sumbangsih yang mungkin tidak seberapa dari seorang anak untuk orang tuanya. Namun demikian, saya sangat bersyukur karena semua orang yang terlibat mencurahkan kemampuan terbaik dan dedikasi mereka untuk film ini,” ujar Vino.

“Karya Wiro Sableng sangat bisa dibuat dalam berbagai bentuk kreasi, maka dari itu kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Wiro Sableng dalam bentuk lain diluar film,” ujar sang produser Sheila.

Sheila berharap Wiro Sableng dapat hadir bagi masyarakat secara luas dan mereka dapat menikmatinya bukan hanya di film, melainkan dalam berbagai wujud yang lain.

Film Wiro Sableng berkisah di Nusantara pada Abad 16. Wiro Sableng, seorang pemuda dan murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng, mendapat titah dari gurunya untuk menringkus Mahesa Birawa, mantan murid Sinto yang berkhianat. 

Dalam perjalanannya mencari Mahesa Birawa, Wiro terlibat dalam sebuah petualangan seru bersama dua sahabat barunya, Anggini dan Bujang Gila Tapak Sakti. Pada akhirnya Wiro tidak hanya mengungkap rencana keji Mahesa Birawa, tetapi juga menemukan esensi sejati seorang pendekar.

Film Wiro Sableng diperankan oleh Vino G. Bastian, Yayan Ruhian, Sherina Munaf, Fariz Alfarazi, Marsha Timothy, Ruth Marini, Andy /rif, Yayu Unru, Dwi Sasono, Marcella Zalianty, Aghniny Haque, Yusuf Mahardika, Lukman Sardi, Rifnu Wikana, Gita Arifin, Cecep Arif Rahman, Marcell Siahaan, dan Happy Salma.

Lalu dengan Sheila Timothy sebagai Produser, Angga Dwimas Sasongko sebagai Sutradara, Sheila Timothy & Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma sebagai Penulis Naskah, Adrianto Sinaga sebagai Production Designer, Teguh Raharjo sebagai Editor, Aria Prayogi sebagai Music & Sound Designer, Ipung Rachmat Syaiful sebagai Director of Photography, dan Keliek Wicaksono sebagai VFX Creative Director, dan tayang di bioskop sejak 30 Agustus 2018.

Baca juga: Wiro Sableng, kembalinya jagoan lokal di layar lebar

Baca juga: Vino G bastian mengenang sang ayah dalam Wiro Sableng