Pemkot Lubuklinggau pertanyakan program CSR dua BUMN

id pemkot, pemkot lubuklinggau

Pemkot Lubuklinggau pertanyakan program CSR dua BUMN

Pemerintah Kota Lubuk Linggau (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Lubuklinggau, Sumsel (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Wali Kota SN Prana Putra Sohe mempertanyakan penyaluran program corporate social responsibility (CSR) dua badan usaha milik negara di wilayah tersebut, yaitu PT Pertamina dan PT PLN, karena belum ada kontribusinya.

Saat ini baru ada tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan kontribusi terhadap masyarakat dan pemerintah daerah, yaitu PT Telkom, BRI dan Bank Sumsel Babel, kata Wali Kota SN Prana Putra Sohe di Lubuklinggau, Jumat.

Ia mengatakan, BUMN seperti PT Pertamina dan PLN selama ini hanya mengeruk keuntungan dari Kota Lubuklinggau, namun kontribusi bagi masyarakat dan pemerintah daerah belum ada.

"Kami mohon kepedulian dari dua BUMN itu apa lagi saat menghadapi lebaran masyarakat sangat membutuhkan dana CSR tersebut," katanya.

Selama ini BUMN itu seluruh produknya tidak pernah ditawar oleh masyarakat dan terjual cukup banyak, sedangkan sisa keuntungannya belum mengalir ke Kota Lubuklinggau.

Masyarakat Lubuklinggau tidak mau tau akan keuntungan diraih dua BUMN itu, namun hendaknya ada kontribusi bagi warga, terutama yang kurang mampu.

Seperti kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik PLN sebetulnya memberatkan masyarakat, tapi mereka tetap menerima, dan hendaknya diimbangi dengan peningkatan pelayanan, katanya.

Sementara mengenai pelayanan, Ketua Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) Lubuklinggau Nurussulhi Nawawi mengharapkan, pelayanan dua BUMN itu perlu ditingkatkan karena banyak keluhan masyarakat daerah setempat.

Untuk PT Pertamina masyarakat hanya berharap kestabilan stok BBM dan gas, terutama menjelang Idul Fitri 1434 Hijriyah.

Sedangkan PLN hingga saat ini belum bisa mengatasi kestabilan daya listrik, sehingga banyak barang elektronik masyarakat rusak dan putus.

Selain banyak keluhan masyarakat dan mempertanyakan volume daya terpasang di masing-masing rumah, misalnya dengan daya 900 wat belum pernah ada uji petik dari PLN secara transparan kepada masyarakat.

Bagi masyarakat kecil bila mau memasang sambungan baru berbagai dalih untuk selalu ditunda-tunda, tapi bagi kalangan yang punya uang langsung dipasang, ujarnya.

Sales Refresentatif (SR) Depot PT Pertamina Lubuklinggau Hariadi ketika dihubungi tidak berhasil ditemui, namun salah seorang staf di pasar murah Ramadhan menyebutkan, PT Pertamina menjual gas isi ulang tiga kilogram harga agen yaitu Rp12.000 per tabung.

Penjualan produk Pertaminan dengan harga grosir itu merupakan salah satu program CSR, khusus gas tiga kilogram isi ulang setiap hari disediakan 200 tabung.

Setiap pembeli harus menunjukan kartu tanda penduduk supaya bisa dilayani, bila tidak menunjukan identitas itu petugas akan memprioritaskan bagi warga memiliki KTP, ujarnya.