Batam (ANTARA) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II 2025 mencatatkan kinerja terbaik di Sumatera dengan capaian 7,14 persen (year on year/yoy)
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri Adidoyo Prakoso, mengatakan pertumbuhan solid ini mencerminkan keberhasilan pembangunan infrastruktur dan penguatan investasi di Kepri.
"Kinerja ini tidak lepas dari percepatan pembangunan kawasan strategis dan masuknya investasi, baik dari PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), terutama di Kawasan Ekonomi Khusus," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Batam, Jumat.
Sektor industri pengolahan menjadi penopang utama dengan pertumbuhan 6,96 persen dan memberikan kontribusi 2,91 persen terhadap total.
“Aktivitas produksi masih tinggi terutama dari industri elektronik, dipicu oleh antisipasi tarif resiprokal AS-Indonesia,” katanya.
Pada sektor pertambangan, pertumbuhan dua digit sebesar 24,21 persen didorong oleh beroperasinya Lapangan Forel dan Terubuk di Natuna.
“Sementara itu, sektor konstruksi tumbuh 7,75 persen, ditopang oleh proyek-proyek besar seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kesehatan Internasional, pembangunan Terminal 2 Bandara Hang Nadim, dan penataan jalan-jalan utama,” katanya.
Meski ekonomi tumbuh solid, inflasi tetap dalam kendali. Pada Juli 2025, inflasi Kepri tercatat 0,19 persen (mtm) atau 1,97 persen secara tahunan, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, namun masih dalam rentang sasaran.
“Inflasi ini sebagian besar dipicu oleh naiknya harga pangan seperti bawang merah, telur ayam, ikan tongkol, dan cabai rawit,” ujar dia.
Bank Indonesia Kepri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat koordinasi untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli.
”Dari BI Kepri kamu terus melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga melalui peningkatan produksi pangan lokal, pasar murah, serta penguatan distribusi logistik,” katanya.
Adidoyo mengaku optimistis, dengan tetap mengawal momentum investasi dan pembangunan strategis, perekonomian Kepri akan terus tumbuh positif hingga akhir 2025. Meskipun perlu tetap waspada terhadap risiko eksternal seperti kebijakan tarif AS dan ketegangan geopolitik global
