Pihaknya juga melaksanakan kegiatan bersih-bersih secara rutin di seluruh ruangan kelas, termasuk mengurangi kemungkinan munculnya genangan air yang dapat dijadikan sebagai tempat nyamuk berkembang biak.
"Kami juga mengimbau seluruh siswa untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dan sekitar rumah masing-masing guna mencegah penyebaran DBD," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan OKU Timur M Yakub mengatakan belum lama ini pihaknya juga melakukan pengasapan di permukiman padat penduduk di Desa Kota Baru Selatan, Kecamatan Martapura untuk memberantas penyebaran DBD.
Dia mengatakan dipilihnya lokasi pengasapan ini karena terdapat satu warga Desa Kota Baru Selatan yang terindikasi menderita penyakit DBD sehingga terpaksa mendapat perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Dia menjelaskan pengasapan merupakan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dari gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Pengasapan dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa yang dapat menyebarkan penyakit demam berdarah kepada masyarakat, terutama anak-anak.
Selain pengasapan, pihaknya membagikan bubuk abate secara gratis ke rumah-rumah warga di desa itu.
Dia menjelaskan abate efektif memberantas larva nyamuk demam berdarah karena mengandung temefos atau pestisida yang dapat mengendalikan populasi nyamuk dan serangga, dengan mempersingkat siklus perkembangan larva.
Hanya saja, kata dia, meskipun dinilai efektif namun pola 3M masih menjadi cara yang ampuh untuk diterapkan oleh masyarakat agar terhindar dari penyebaran DBD.
"Kami juga mendorong agar setiap rumah masyarakat memiliki juru pemantau jentik agar Kabupaten OKU Timur benar-benar bebas dari DBD," ujarnya.
Sekolah di OKU Timur pengasapan ruang kelas untuk cegah DBD

Petugas melakukan pengasapan nyamuk di ruang kelas untuk mencegah penyebaran penyakit DBD. (ANTARA/Edo Purmana)