Palembang (ANTARA) - Bangunan bersejarah berupa Kantor Wali Kota Palembang, Sumatera Selatan dijadikan lokasi kegiatan wisata dan edukasi atau "edu trip" untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, khususnya pelajar.
"Kantor Wali Kota Palembang yang pada zaman penjajahan Belanda sebagai kantor ledeng atau menara air untuk menampung air yang didistribusikan memenuhi kebutuhan warga kota, menarik dijadikan objek 'edu trip'," kata Penjabat Wali Kota Palembang Ucok Abdul Rauf Damenta di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan objek wisata edukasi di kawasan Jalan Merdeka Kota Palembang itu, di bagian lantai satu sedang disiapkan menjadi museum.
"Jika prosesnya berjalan lancar, museum kantor ledeng itu bisa diresmikan pada 30 November 2024 bertepatan dengan pelaksanaan festival jaz dunia di tepi Sungai Musi," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan wisata edukasi di kantor wali kota itu bisa dirangkaikan dengan mengunjungi objek wisata lain di sekitarnya, seperti Lawang Borotan, Benteng Kuto Besak, dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin.
Wisatawan dan pelajar dapat berkunjung sambil belajar sejarah Palembang dengan didampingi pemandu wisata yang akan menjelaskan bagian gedung yang dahulu kantor ledeng atau menara air bersih, ruang kosong yang difungsikan sebagai penjara, gudang dan lainnya yang bernilai sejarah.
Dengan dijadikan lokasi wisata edukasi, diharapkan tempat itu dapat menambah daya tarik wisatawan serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke daerah dengan sebutan "Bumi Sriwijaya" ini.
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, pihaknya juga berupaya mengoptimalkan kolaborasi dengan pelaku industri pariwisata, usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM), asosiasi, akademisi, media massa, serta aparat keamanan (multihelix).
"Kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara dalam beberapa tahun terakhir mencapai sekitar dua juta orang, untuk meningkatkan kunjungan hingga 2,5 juta pada akhir tahun ini atau paling tidak pada 2025 perlu pengembangan objek wisata dan optimalisasi kolaborasi dengan multihelix," demikian Damenta.