Pangdam Sriwijaya turun ke kawasan rawan karhutla di Sumsel

id Pangdam Sriwijaya, karhutla, cegah karhutla, turun ke wilayah rawan, rawan karhutla, rawan , daerah rawan karhutla Sumse

Pangdam Sriwijaya turun ke kawasan rawan karhutla di Sumsel

Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI M. Naudi Nurdika. ANTARA/Yudi Abdullah/24

Palembang (ANTARA) - Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI M. Naudi Nurdika turun ke wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan sebagai langkah antisipasi terhadap karhutla pada puncak musim kemarau tahun ini.

"Dalam beberapa hari terakhir Pangdam intensif turun ke wilayah rawan karhutla untuk melihat kondisi di lapangan, melakukan tindakan pencegahan, dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla bagi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat," kata Kapendam II/Swj Kolonel Inf Paiman di Palembang, Jumat.

Kegiatan itu diawali Pangdam Mayjen Naudi di Desa Sungai Ceper Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel untuk memberikan pemahaman tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan serta dampak yang ditimbulkan.

Pada kegiatan tersebut, Pangdam II/Sriwijaya didampingi beberapa PJU Kodam II/Swj, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI M. Thohir, GM PT. Sampurna Efendi, GM PT Sinarmas Alben serta sejumlah pejabat terkait lainnya.

Menurut Kapendam, untuk mencegah terjadinya karhutla di wilayah provinsi dengan 17 kabupaten dan kota yang tergolong rawan kebakaran, jajaran Kodam II/Swj berupaya mengingatkan masyarakat agar menghindari kegiatan yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan, lahan pertanian dan perkebunan.

Kegiatan yang dapat memicu terjadinya karhutla seperti melakukan pembakaran secara sengaja untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.

Bagi masyarakat yang selama ini menggunakan cara lama tersebut untuk membuka lahan dengan membakar, diminta meninggalkan cara tersebut agar karhutla yang dapat menimbulkan bencana kabut asap dapat dihindari.

"Bencana kabut asap perlu dicegah bersama, karena jika sampai terjadi dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan berbagai aktivitas masyarakat serta transportasi udara," ujar Kapendam Kolonel Inf Paiman.