Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bergerak menguat ke kisaran Rp15.300 per dolar Amerika Serikat (AS) dengan resisten di angka Rp15.330 per dolar AS pada Senin.
“Pagi ini, dolar AS juga terlihat melemah terhadap nilai tukar utama dunia seperti euro, poundsterling, dan lain-lain. Dolar AS kemungkinan berkonsolidasi setelah menguat di pekan kemarin sambil menunggu data inflasi baru AS yang akan dirilis di Rabu (13/9) dan Kamis (14/9),” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta.
Berdasarkan ekspektasi pasar, inflasi AS pada Agustus 2023 diprediksi naik lebih tinggi dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya.
Data Consumer Price Index (CPI) AS year on year (yoy) yang dirilis pada Rabu (13/9) diekspektasikan sebesar 3,6 persen dari sebelumnya 3,2 persen, dan data Produce Price Index (PPI) AS yang dirilis Kamis (14/9) diperkirakan 1,2 persen dari sebelumnya 0,8 persen.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 0,20 persen atau 30 poin menjadi Rp15.358 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.328 per dolar AS. Namun, Ariston menduga rupiah akan menguat seiring penguatan mata uang regional terhadap dolar AS.
“Ini kemungkinan dipicu oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral Jepang di akhir pekan yang berencana menghentikan kebijakan suku bunga negatif dalam waktu dekat sehingga mendorong penguatan yen Jepang terhadap dolar AS,” ucapnya.