Presiden: RSUD Soedarso sudah modern jadi tak perlu berobat ke luar negeri

id Presiden Jokowi,RSUD dr.Soedarso

Presiden: RSUD Soedarso sudah modern jadi tak perlu berobat ke luar negeri

Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo saat meresmikan Tower A dan B RSUD dr.Soedarso, Pontianak, Selasa (9/8). (ANTARA/Indra Arief)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan RSUD dr. Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, sudah memiliki layanan modern sehingga masyarakat setempat tidak perlu berobat ke luar negeri.

“Saya cek ada 277 tempat tidur. Saya ke ruang operasi, ICU, semuanya saya lihat, sudah super modern. Jadi saya ingatkan tidak usahlah kita keluar, di sini sudah siap dan cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada,” katanya saat meresmikan Tower A dan B RSUD dr.Soedarso, Pontianak, Selasa, sebagaimana disiarkan Youtube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Pasien kanker payudara boleh berobat alternatif tapi ada jangka waktu

Presiden mengaku sedih jika mendengar masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri seperti ke Singapura, Jepang, Amerika Serikat ataupun Malaysia. Di Kalimantan Barat (Kalbar), ia mendengar bahwa masyarakat setempat kerap memilih berobat ke luar negeri yakni ke Kuching, Malaysia.


Secara keseluruhan, ujar Presiden, total dana yang mengalir ke luar negeri dalam setahun mencapai Rp110 triliun dari kegiatan berobat ke luar negeri tersebut.

Baca juga: WNI keluar negeri wajib vaksinasi booster

“Oleh sebab itu pada saat Pak Gubernur (Gubernur Kalimantan Barat) menyampaikan ke saya, ‘Pak saya minta bantuan ke pemerintah pusat, saya akan bangun gedungnya, tapi minta bantuan ke bapak, alat kesehatan’, saya jawab saat itu juga, bangun, alat kesehatan saya siapkan, habis Rp205 miliar. Alat kesehatan kurang lebih Rp200 miliaran,” ujarnya.


Menurut Presiden, hal tersebut merupakan gotong royong antara pemerintah pusat dan daerah untuk menghentikan aliran dana ke luar karena kendala layanan medis.

“Kita banyak sekali belajar dari pandemi COVID-19 selama 2,5 tahun ini. Melihat bagaimana sistem kesehatan nasional kita, mana yang harus diperbaiki, mana yang lamban, yang harus dipercepat, sarana apa yang harus dibeli, semuanya kelihatan, pada saat kita menderita semuanya jadi kelihatan,” ujarnya.