Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Probolinggo Raya menggelar diskusi dan bedah film "Ketika Bung di Ende" dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (1/6).
"Lahirnya Pancasila sebagai proses perjuangan panjang yang tak mengenal lelah, sehingga menjadikan momentum untuk merefleksikan sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kehidupan," kata Ketua DPC GMNI Probolinggo Dwi Joko Hardiono dalam keterangan tertulis, Kamis.
Menurutnya, diskusi film tersebut sebagai bentuk refleksi perjalanan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur, dan sebagai cikal bakal lahirnya Pancasila. Pihaknya mengajak masyarakat untuk merefleksikan kembali perjuangan Bung Karno.
"Melalui film 'Ketika Bung di Ende' yang saat itu diasingkan dan merasa dijauhkan dari masyarakat, Bung Karno mampu melewati itu dan pada akhirnya mendapatkan teman diskusi dan menemukan Pancasila sebagai tatanan budaya baru, " tuturnya.
Ia mengajak masyarakat menjadikan momentum lahirnya Pancasila 1 Juni untuk terus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam segala sendi kehidupan.
"Mari kita aktualisasikan ajaran Pancasila, baik dalam berpikir, berkata dan bertindak dalam perbuatan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga Pancasila sebagai dasar dan pijakan bangsa Indonesia," katanya.
Sementara pemantik dalam bedah film tersebut, Eko Yudianto Yunus, mengatakan bahwa ada sebuah kisah di Ende tentang pohon sukun yang berdiri tegap di sebuah taman.
"Pohon sukun itu menghadap ke pantai yang jernih dan menyimpan sebuah bukti sejarah yang amat sangat penting bagi bangsa Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pohon Sukun itu bukanlah pohon sukun biasa karena terdapat sebuah prasasti yang ditandatangani Wakil Presiden Budiono, yang menyatakan bahwa di bawah pohon sukun itulah Soekarno menemukan butir-butir falsafah negara, yang sekarang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Pancasila.
"Ende adalah saksi sejarah penting bangsa Indonesia. Bagaimana nilai-nilai itu kemudian berproses menjadi cikal bakal Pancasila karena Ende adalah rahim pengandung lima butir Pancasila, yang kemudian dilahirkan di Jakarta," ujarnya.
Dosen Universitas Panca Marga Probolinggo itu mengatakan di Ende itulah bagaimana Pancasila digali dan mengalami proses yang akhirnya pada 1 Juni 1945 lahirlah Pancasila.
Sementara itu, salah satu peserta diskusi film, Almed, mengaku terinspirasi dengan perjuangan Bung Karno sewaktu diasingkan di Ende dan menyebut perjuangan Bung Karno tidaklah mudah.
"Terpisah jauh dengan masyarakat, sedih yang dirasakan tapi mampu mendekatkan diri dengan masyarakat Ende. Melalui perjuangan itulah, saya merasa terinspirasi untuk ikut berjuang menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila," katanya.
Berita Terkait
Pentingnya penyensoran pada materi penyiaran
Senin, 9 Desember 2024 15:39 Wib
Film Women From Rote Island menuju Oscar dan jadi pembelajaran
Selasa, 3 Desember 2024 17:09 Wib
Prabowo dukung film Women From Rote Island di Piala Oscar 2025
Jumat, 29 November 2024 15:21 Wib
Ricecooker gaet Dea Panendra untuk bawakan OST film "CTSDK"
Jumat, 29 November 2024 10:05 Wib
Film "Muriara" legend Minahasa
Selasa, 26 November 2024 7:56 Wib
Duta FFI 2024 apresiasi karya-karya film masuk festival
Kamis, 21 November 2024 13:59 Wib
Ringgo Agus Rahman raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
Kamis, 21 November 2024 10:51 Wib
Ario Bayuhingga Nirina Zubir masuk ke dalam daftar nominasi FFI 2024
Rabu, 20 November 2024 17:01 Wib