Palembang (ANTARA) - Bulan Ramadhan merupakan momen spesial. Bukan saja untuk meningkatkan amal ibadah tapi juga menjadi kesempatan untuk mencicipi kuliner khas daerah yang terbilang langka.
Salah satunya, dadar jiwo Palembang. Namanya yang unik ternyata senyawa dengan rasanya yang gurih dan lezat.
Dadar jiwo merupakan kue dadar berwarna kuning isi pepaya muda, yang secara tampilan berbentuk kue gulung.
Pada bagian dalam (isi) terdapat irisan buah pepaya muda yang sudah ditumis, sementara pada bagian luar berupa taburan bawang goreng, abon, daun sop dan irisan cabai.
Ada juga dadar jiwo yang menambah saus glondo santan, tapi untuk varian ini sudah tak banyak yang membuatnya.
Dari sisi tampilan, kue yang banyak dijumpai di pasar bedug ini demikian menggugah selera karena warna kuningnya yang mentereng.
Saat digigit pun tak kalah menggoda, ada rasa gurih yang didapat dari tumisan buah pepaya muda, dan sekaligus rasa pedas dari irisan cabai.
Dadar jiwo ini dapat dimakan layaknya kue, tapi juga dapat dimakan layaknya pempek (kuliner khas Palembang) yakni dengan diberikan saus (cuka pempek).
Dewi, penjual kue dadar jiwo di Pasar 7 Ulu Palembang, Rabu (6/5), mengatakan tak perlu teknik khusus untuk membuatnya karena terbilang mudah.
Berbeda dengan kue-kue langka lainnya asal Palembang, seperti kue bolu 8 jam, kue bolu Maksuba, kue Engkak dan lainnya yang membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk proses pembuatannya.
Adapun bahan-bahan untuk membuat dadar jiwo yakni 1/2 kg tepung terigu, 3 butir telur, 3 gelas air dan 1 sendok teh air kunyit.
Lalu untuk bagian isi, 1 buah pepaya muda ukuran sedang, 1/4 gelas santan kental, 2 siung bawang putih, 1/4 kg udang cincang, 3 butir bawang merah, 1 sendok teh garam, 1 sendok makan gula, 1/2 sendok teh merica dan bawang goreng secukupnya.
Untuk membuatnya, diawali dengan mencampurkan semua bahan lalu diaduk hingga rata. Kemudian, panaskan wajan, oleskan minyak sedikit, masukkan satu sendok adonan dan buat dadar, lalu sisihkan.
Sedangkan untuk membuat isinya diawali dengan pepaya dikupas lalu diparut kasar.
Lalu, bawang yang sudah diiris ditumis dengan minyak kelapa, kemudian masukkan serutan pepaya, lalu masukkan semua bumbu dan aduk sampai rata.
Kemudian, ambil satu lembar dadar isinya, lalu lipat atau gulung.
“Biasanya satu gulung dadar jiwo ini, kami jual Rp1.000 saja,” kata Dewi.
Karena harganya yang terbilang murah itu, rata-rata pembeli langsung membeli dalam jumlah banyak. Menurut Dewi dan para pedagang kuliner khas Ramadhan di pasar tersebut, momen Ramadhan demikian membawa berkah karena pembeli berdatangan dari segala penjuru Kota Palembang.
“Yang beli datang dari mana-mana, rela datang ke Seberang Ulu dari Seberang Ilir hanya untuk beli dadar jiwo di sini,” kata Sisca, pedagang lainnya.
Berita Terkait
Karnaval budaya dan mobil hias meriahkan Hari Jadi Kabupaten Muara Enim ke-78
Jumat, 22 November 2024 7:54 Wib
KementerianKebudayaan optimistis usulkan rendang ke Unesco pada 2025
Kamis, 21 November 2024 14:50 Wib
Pemkab OKU Timur promosikan Kain Bidak di kancah nasional
Kamis, 21 November 2024 13:25 Wib
Kantor Wali Kota Palembang jadi lokasi wisata edukasi
Kamis, 21 November 2024 5:04 Wib
Dawet Ayu Banjarnegara jadi warisan budaya tak benda Indonesia
Rabu, 20 November 2024 10:04 Wib
Tari Setabik dari Muba terima sertifikat WBTB Indonesia 2024
Rabu, 20 November 2024 7:30 Wib