Potensi bencana hidrometeorologi di Sumatera Selatan meningkat

id la nina sumatera selatan ,bencana alam sumsel,cuaca ekstrem,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Potensi bencana hidrometeorologi di Sumatera  Selatan meningkat

Ilustrasi - Petir yang timbul dari awan bermuatan hujan yang menutupi langit Kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG) Kelas I Palembang, Sumatera Selatan menyatakan potensi bencana hidrometeorologi di provinsi itu meningkat dampak dari badai La Nina dan puncak musim hujan akhir tahun.

BMKG mengumumkan secara resmi kondisi tersebut dengan menerbitkan surat imbauan kewaspadaan bernomor KL.01.01/005/KPLG/XII/2021 kepada masyarakat, pada Senin (6/12). Secara khusus berisikan peringatan dini potensi hujan tinggi bakal terjadi khususnya di sembilan kabupaten/kota.

Kepala BMKG Kelas I Palembang Wandayantolis di Palembang, Selasa, mengatakan fenomena La Nina pada akhir tahun 2021 ini berpotensi bertahan hingga awal tahun 2022.

Kondisi tersebut secara umum dapat memicu peningkatan curah hujan sekitar 20-40 persen dari rata-ratanya. La Nina juga memicu peningkatan jumlah hari hujan ekstrem dengan intensitas >50 mm/hari.
 

“Puncak musim hujan diprediksi berkisar pada Januari – Februari 2022,” kata dia.

Maka, menurut dia, berkenaan dengan kondisi tersebut curah hujan dan jumlah hari hujan ekstrem masih akan terus terjadi di wilayah Sumsel hingga Maret 2022.

Sekaligus juga dapat diikuti oleh peningkatan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, yang tercatat sudah ada 24 kasus sepanjang 2021, serta munculnya genangan-genangan pada ruas-ruas jalan dan kawasan tertentu.

Khususnya di sembilan Kabupaten/Kota tadi yaitu Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selata dan Kota Pagaralam.

“Khususnya sembilan daerah itu diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat dan Pemerintah setempat mesti proaktif dan responsif,” ujarnya.

BMKG menetapkan status siap siaga bencana untuk sembilan kabupaten kota tersebut, yakni untuk Kabupaten Musi Rawas (di Kecamatan Selangit berstatus waspada).

Kabupaten Musi Rawas Utara (Kecamatan Karang Jaya, Rawas Ulu, dan Ulu Rawas berstatus waspada), Kabupaten Empat Lawang (Kecamatan Muara Pinang, Pendopo, Pendopo Barat, Talang Padang berstatus waspada), Lintang Kanan, Pasemah Air Keruh, Sikap Dalam Ulu, Ulu Musi berstatus Siaga.

Kabupaten Lahat (Kecamatan Gumay Talang, Gumay Ulu, Jarai, Kikim Selatan, Lahat, Merapi Barat, Merapi Selatan, Muara Payang, Mulak Ulu, Pagar Gunung, Pajar Bulan, Pseksu, Sukamerindu, Talang Tebat berstatus waspada), Kota Agung berstatus siaga,  Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu berstatus Awas.

Kota Pagaralam (Kecamatan Dempo Tengah, Dempo Utara, Dempo Selatan, Pagaralam Selatan, Pagaralam Utara berstatus Siaga). Kabupaten Muara Enim (Kecamatan Lawang Kidul, Semendo Darat Laut, Semendo Darat Tengah berstatus waspada) dan Kecamatan Semendo Dasar Ulu berstatus siaga.

Kabupaten OKU (Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lengkiti, Lubuk Batang, Muara Jaya, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Ulu Ogan berstatus waspada). Kabupaten OKU Timur (Kecamatan Bunga Mayang berstatus waspada).

OKU Selatan (Banding Agung, Buana Pemanca, Buay Pemanca, BPR Ranau Tengah, Buay Rawan, Buay Runjung, Buay Sandang Aji, Kisam Ilir, Kisam Tinggi, Muaradua, Runjung Agung, Simpang Tiga Dihaji, Wakuk Ranau Selatan berstatus Waspada), Mekakau Ilir, Muaradua, Kisam, Pulau Beringin, Sindang Danau, Sungai Are berstatus siaga.