Strategi produk fesyen lokal bertahan di tengah pandemi

id fesyen,bisnis fesyen,jungji,umkm fesyen

Strategi produk fesyen  lokal bertahan di tengah pandemi

Model mengenakan busana rancangan Silfia Nabila pada pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Acara fesyen muslim itu bertujuan untuk menguatkan ekonomi Indonesia melalui industri "modest fashion" lokal. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta (ANTARA) - Bisnis fesyen memang sangat menggiurkan, namun masih banyak yang berfikir bahwa untuk memulai bisnis ini dibutuhkan modal yang besar.

Padahal, jika dikerjakan secara serius, walau dengan modal pas-pasan, hasilnya bisa sangat menggiurkan, salah satunya produk fesyen brand lokal yakni Jungji.

Owner Jungji Fendi menyatakan awalnya hanya iseng membuat pakaian dan dalam menjalankan usahanya memang tak semulus yang diharapkan.

Namun karena ketekunan dalam berbisnis, seiring waktu akhirnya produk Jungji terus berkembang di tengah pandemi.

"Sejak awal, kualitas Jungji selalu kami utamakan," ujar Fendi dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, kualitas baik ini senantiasa dijaga sejak awal melakukan penjualan secara offline sebagai strategi bertahan di tengah pandemi sehingga permintaanpun tetap mengalir.

Bahkan karena banyak permintaan pasar, akhir Fendi melebarkan penjualannya di online store seperi Lazada dan Shopee.

Soal kualitas, produk Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini memiliki desain simple dan casual, yang selalu dikembangkan berdasarkan tren atau yang banyak diminati oleh pasar, serta dipasarkan dengan harga terjangkau.

Produk Jungji berbagai macam koleksi seperti T-Shirt, poloshirt, kemeja, sweater, crewneck, hoodie, jaket, hingga celana.

Dengan desain dan warna basik namun tetap stylish, produk ini bisa dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

"Ke depannya kami akan membuka jaringan berbagai marketplace ke seluruh Indonesia," imbuhnya.