Palembang (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Sriwijaya Dr Iche Andriany Liberty menilai sekolah-sekolah yang akan membuka belajar tatap muka mulai Januari 2021 perlu bekerja sama dengan puskesmas dalam menjaga penerapan protokol kesehatan dan penanganan jika terjadi kasus.
"Sekolah berkoordinasi dengan gugus tugas setempat dan penyedia fasilitas kesehatan terutama puskesmas, paling tidak puskesmas dapat memberi pembinaan agar sekolah disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Iche di Palembang, Rabu.
Sekolah dan puskesmas dapat bekerja sama terkait pelaksanaan tes cepat rutin dan pengecekan berkala kepada guru maupun siswa.
Menurut dia, penyebaran COVID-19 di Sumsel belum terkendali dengan meratanya zona oranye, sehingga mobilisasi siswa saat belajar tatap muka dikhawatirkan masih berpotensi meningkatkan kasus.
Terutama jenjang PAUD dan sekolah dasar yang dinilainya belum mampu menerapkan protokol kesehatan dengan baik meski sudah diatur sekolah, apalagi persiapan prokes hanya terpaut satu bulan dari pengumuman yang disampaikan Kemendikbud RI.
"Namun untuk siswa SMA maupun SMK rasanya sudah mengerti prokes, jadi persiapan membuka sekolah satu bulan sudah cukup," ujarnya.
Selain itu ia mengimbau belajar tatap muka lebih diprioritaskan untuk wilayah yang memang sulit menjangkau akses daring seperti daerah pinggiran dan "blank spot" internet, sedangkan wilayah kota besar lebih baik tetap bertahan dengan belajar daring.
"Di sekolah mungkin prokesnya bisa dipantau, tetapi setelah siswa keluar sekolah tidak ada yang bisa menjamin, terutama daerah yang mobilitasnya tinggi seperti di kota-kota," kata Iche menambahkan.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Riza Pahlevi mengatakan sekolah yang akan belajar tatap muka mulai Januari 2021 harus memperoleh persetujuan dari orang tua siswa dan Gugus Tugas COVID-19 setempat.
"Ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sekolah, terutama protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata Riza.
Selain itu disiplin protokol kesehatan tidak dibebankan kepada sekolah sepenuhnya, menurut dia orang tua juga bertanggung jawab dalam memastikan siswa mematuhi protokol kesehatan agar pencegahan COVID-19 lebih maksimal.
Sementara kasus konfirmasi positif COVID-19 di Sumsel per 25 November telah mencapai 9.219 kasus sejak 23 Maret, posisinya berada di peringkat 14 besar nasional dengan tingkat kesembuhan mencapai 82 persen.