Mataram (ANTARA) - Sangkep atau musyawarah tokoh masyarakat baik di Pulau Lombok maupun di luar pada 6 Oktober 2020 menjadi bagian dari rangkaian Festival Rinjani yang telah dimulai sejak 26 September.
Ketua Panitia Festival Rinjani, Gendewa Tunas Rancak melalui siaran persnya, Ahad, menjelaskan bahwa membicarakan kawasan Rinjani sejatinya tengah membicarakan hal yang sangat kompleks.
"Rinjani menaungi berbagai macam hal penting di Pulau Lombok. Kebudayaan, Keberagaman, Keanekaragaman hayati dan hajat hidup orang banyak," katanya yang juga Dekan Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama NTB.
Maka, dalam membicarakan Rinjani perlu menyediakan ruang dan waktu yang khusus bersama tokoh-tokoh masyarakat dan banyak elemen masyarakat di pulau Lombok agar tercipta sebuah kesepakatan dan keputusan yang tepat serta berkelanjutan.
"Sangkep (musyawarah) yang merupakan rangkaian dari Festival Rinjani adalah salah satu upaya yang tepat untuk itu," katanya.
Sangkep biasanya dilakukan oleh tokoh agama, tokoh adat, dan para tetua dengan tujuan untuk memformulasikan dari apa yang diwariskan secara turun menurun.
Sangkep pada kegiatan ini dilakukan secara online (virtual) dan offline, menyesuaikan keadaan yang sedang dilanda pandemi.
Sangkep Pertama disebut Sangkep Multi Pihak berlangsung baik pada tanggal 26 September 2020 di Bayan, Lombok Utara yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Santiri Foundation dan Aplikasi Zoom Meeting.
Sangkep ini ditujukan agar Piagam Palagan Hati dan Piagam Rinjani bisa lebih memasyarakat dan sekaligus agar ada rancangan konseptual dan programatik bagaimana kedua piagam tersebut dapat diimplementasikan secara kolaboratif, fungsional, dan sinergi sehingga Rinjani yang lestari dan bermanfaat secara adil bisa diwujudkan.
Sangkep Beleq yang bertema “Palagan Hati: Piagam Lintas Agama untuk Hutan Tropis” dihadiri oleh Pemangku Adat (Masyarakat Adat) Kabupaten Lombok Utara, 10 orang masyarakat adat dari Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
Serta penyelenggara Festival Rinjani IV, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud Sjamsul Hadi SH MM yang mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada akhirnya melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang akan kembali dimantapkan pada Sangkep Beleq Penutup.
Dalam sangkep ini, hasil-hasil dan rumusan terarah disampaikan oleh masing masing perwakilan.
Rumusan-rumusan tersebut selanjutnya akan dibahas dan dipertajam bersama sehingga menjadi rencana programatik garis besar. Formulasi konseptual (hasil Sangkep Beleq Pertama) dan programatik ini kemudian dirangkum menjadi satu kesatuan untuk direkomendasikan kepada para pengampu dan pemangku amanah di berbagai level dan sektor.
Di dalamnya termasuk rekomendasi kelembagaan inklusif yang menaunginya dan kesepakatan untuk menindaklanjuti dengan menyusun dan memberlakukan Awiq awiq (Komunitas adat dan Lokal) yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (Peraturan Desa, Peraturan antar Desa Lingkar Rinjani, Peraturan Daerah Provinsi, dan/atau Peraturan Bersama antar Kepala Daerah di Lingkar Rinjani (Pulau Lombok), serta kesepakatan bersama antar Pemangku amanah Rinjani (MoU)
Hasil Sangkep akan diserahkan kepada para pengampu di level desa, kabupaten kota, propinsi, dan nasional pada saat puncak acara Festival Rinjani, untuk dijadikan landasan bersama secara kolaboratif maupun sendiri-sendiri.
Sangkep Beleq Penutup dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2020 di Taman Narmada, Lombok yang dimana taman Narmada dibangun oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727 masehi.
Nama taman ini diambil dari sebuah sungai suci di India, yaitu sungai Narmanadi. Taman ini dimaksudkan sebagai miniatur Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak.
Kegiatan yang dihadiri dan diikuti oleh 60 peserta baik mengikuti secara online (virtual) dan offline dengan protap Covid-19 ini akan fokus berdiskusi tentang Palagan Hati.
Peserta meliputi Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Instansi swasta, Peguruan Tinggi, Masyarakat Adat, Tokoh Perempuan, Tokoh Agama, dan penyelenggara Festival Rinjani IV.*
Berita Terkait
Karnaval budaya dan mobil hias meriahkan Hari Jadi Kabupaten Muara Enim ke-78
Jumat, 22 November 2024 7:54 Wib
Duta FFI 2024 apresiasi karya-karya film masuk festival
Kamis, 21 November 2024 13:59 Wib
Ario Bayuhingga Nirina Zubir masuk ke dalam daftar nominasi FFI 2024
Rabu, 20 November 2024 17:01 Wib
Pemkot Palembang bersihkan kawasan BKB untuk festival jaz dunia
Rabu, 20 November 2024 6:04 Wib
Kota Palembang ajak ANTARA gaungkan "Musi World Jazz Festival"
Rabu, 30 Oktober 2024 11:59 Wib
Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar
Selasa, 29 Oktober 2024 14:35 Wib
Pemkot Palembang perluas penyebaran informasi ke tingkat internasional
Selasa, 29 Oktober 2024 13:20 Wib
"11 Rebels" tayang perdana dan pembuka Tokyo Film Festival 2024
Senin, 28 Oktober 2024 13:11 Wib