Palembang (ANTARA) - Kota Palembang, Sumatera Selatan, dikenal sebagai daerah yang memiliki beraneka ragam makanan khas.
Sebagian besar makanan dari provinsi sebelah selatan pulau Sumatera ini berbahan baku ikan karena daerah ini dialiri Sungai Musi yang membentang dari sisi hulu ke hilir sejauh 750 kilometer.
Makanan seperti pempek, model, tekwan, laksan dikenal sebagai kuliner asal Palembang yang sudah populer di Indonesia. Selain itu, ada juga kuliner lain yakni pindang.
Pindang dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan panganan ikan yg digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama.
Di Sumsel, salah satu pindang yang cukup terkenal yakni pindang ikan patin. Kekhasannya terletak pada cita rasanya yang sangat beragam, ada manis, pedas, asam dan asin sekaligus.
Oleh karena ini pindang ikan asal Sumsel ini sungguh berbeda dengan pindang-pindang yang ditemukan di Jawa.
Di Jawa, ikan segar yang diolah menjadi ikan tahan lama disebut pindang. Biasanya, pindang ini masih perlu dimasak sebelum layak konsumsi. Sementara di Palembang, pindang yang dimaksud beda sekali dengan di Jawa karena sudah menjadi olahan jadi.
Pindang patin dibuat dengan memanfaatkan daging ikan patin yang kemudian dibaluri bumbu-bumbu kemudian direbus menjadi kuah sedap.
Sajian ini adalah bentuk lauk dari menu utama. Artinya, panganan ini dikonsumsi sebagai lauk dengan nasi, bukan dikonsumsi secara langsung.
Lauk ini banyak dijumpai di daerah Sumatera Selatan, karena setiap kabupaten di daerah tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing untuk kuliner pindang patin ini.
Untuk membuat pindang, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui.
Pertama-tama menyiapkan bahan utama yakni ikan patin yang dibersihkan dan dipotong-potong.
Kemudian, bahan lainnya yakni batang serai dimemarkan, daun salam, irisan jahe halus, irisan lengkuas, irisan kunyit bakar, potongan tomat, garam, dan kecap manis. Selain itu, sediakan juga potongan nanas, daun kemangi, daun bawang, air, serta air asam.
Bahan di atas perlu dilengkapi dengan bumbu halus. Bumbu halusnya berasal dari 8 bawang merah, 3 siung bawang putih, cabe merah besar dan keriting sesuai selera. Cabai ini bisa disesuaikan dengan selera pembuatnya. Jadi, bisa ditambahkan beberapa jika ingin lebih pedas.
Kemudian, cara membuat pindang ikan patin itu diawali dengan melumuri Ikan dengan jeruk nipis dan garam untuk menghilangkan rasa amis kurang lebih 15 menit.
Bumbu halus berupa kunyit, jahe, lengkuas daun salam dan serai, dihaluskan dan dioleskan ke dalam ikan. Kemudian
Ikan beserta bumbu dimasukkan ke dalam panci berisikan air, lalu dimasak di atas api sampai daging ikan matang.
Lalu tambahkan tomat, kecap manis dan garam sebagai penyedap. Aduk agar bumbunya merata pada daging ikan.
Tambahkan nanas dan air asam dan masak hingga nanas terlihat layu.
Kemudian masukkan daun kemangi dan daun bawang. Di sini, masaklah sebentar saja karena ikan sebenarnya sudah matang. Setelah dirasa matang, angkat masakan dan tuangkan dalam mangkuk. Sajikan sebagai lauk untuk menemani nasi.
Manfaat kesehatan
Hidangan tradisional terbuat dari ikan patin ini memiliki banyak kandungan nutrisi yang bagus untuk kesehatan.
Manfaat yang pertama adalah baik untuk program menurunkan berat badan. Memang di dalamnya terdapat lemak, tapi lemak dalam ikan ini termasuk lemak baik. Artinya, bagus untuk menunjang keinginan untuk kurus.
Selain itu, manfaat sajian ini juga untuk menurunkan terjadinya penyakit kardiovaskular. Penyakit ini termasuk berbahaya karena bisa membahayakan jiwa.
Bahan utama ikan patin ini mengandung lemak tak jenuh. Lemak inilah yang membantu dalam mencegah masalah kesehatan tersebut dengan cara menstabilkan kadar kolesterol di dalam darah.
Dengan stabilnya kolesterol dalam darah, kecil kemungkinannya untuk terkena serangan jantung. Bahkan, penyakit berbahaya lainnya yang disebabkan oleh kolesterol dijamin kabur.
Di antara kandungan nutrisi dalam hidangan ini adalah protein, asam lemak esensial, sejumlah vitamin, zat besi.
Menariknya lagi, kandungan lemak dalam ikan patin sendiri lebih kecil dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Jadi, wajar bila hidangan berbahan dasar ikan ini tidak menimbulkan kegemukan, atau menimbulkan banyak masalah pada kesehatan.
Ayo makan ikan patin
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan mengajurkan masyarakat mengonsumsi ikan patin yang kaya akan protein.
Pegawai Fungsional Analisis Pasar Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel Nurindah Harahap di Palembang, Rabu, mengatakan bahwa ikan patin, jenis ikan dengan kandungan protein cukup tinggi sekitar 159 gram per kilogram dan memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang cukup banyak.
"Ikan patin sangat baik untuk ibu hamil, bayi maupun anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan. Selain dagingnya, tulangnya dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan sebagai kaldu karena rasanya sangat lezat dan gurih serta bergizi," kata dia.
Di dalam tulang ikan patin terdapat unsur yang bermanfaat bagi tubuh yakni kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada anak-anak dan menjaga kekuatan tulang agar terhindar dari keropos.
Jangan ragu memanfaatkan ikan patin untuk lauk pauk, pindang, gulai, atau dapat juga dibuat ikan salay, nugget, abon ikan , kerupuk ikan dan lainnya.
Apalagi, ia melanjutkan harga ikan patin sangat terjangkau berdasarkan pantauan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan di kisaran Rp24.538 per kilogram.
Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel mendorong kegemaran masyarakat Sumsel mengkonsumsi ikan karena Indonesia memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal namun tetap berprinsip pada kelestarian alam.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Pemerintah Indonesia akhirnya menetapkan ikan jadi komoditas terkini yang masuk sebagai bahan pokok dan barang penting.
Sejauh ini tingkat konsumsi ikan di Sumatera Selatan berada di atas angka rata-rata nasional yakni 38 kg/kapita. Sedangkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah hingga 2018 ditargetkan 40 kg per kapita.