Lanud SMH Palembang budidayakan 10.000 bibit ikan emas

id lanud smh palembang,lanud palembang,budidaya ikan,ketahanan pangan,program pemerintah,asupan gizi

Lanud SMH Palembang budidayakan 10.000 bibit ikan emas

Pangkalan Udara Sri Mulyo Herlambang (SMH) Palembang membudidayakan 10.000 bibit ikan emas untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan di sektor perikanan. ANTARA/HO-Lanud SMH Palembang

Palembang (ANTARA) - Pangkalan Udara Sri Mulyo Herlambang (SMH) Palembang, Sumatera Selatan, membudidayakan 10.000 bibit ikan emas untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan di sektor perikanan.

Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Kolonel Pnb Zulfikri Arif Purba di Palembang, Senin, mengatakan pihaknya membudidayakan 10.000 bibit ikan emas di kolam Kompi Produksi pada pekan ini.

"Ini merupakan langkah nyata Lanud SMH untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan di sektor perikanan," katanya.

Ia menambahkan 10.000 bibit ikan emas ini juga menjadi bagian dari program lanjutan pemanfaatan lahan produktif di Lanud SMH.

Dengan luas kolam yang cukup memadai, diharapkan budidaya ikan ini dapat menghasilkan panen ikan yang maksimal sehingga berkontribusi langsung terhadap kebutuhan pangan internal satuan dan untuk warga masyarakat sekitar.

Dalam pembudidaan ikan emas ini, Lanud SMH Palembang memperhatikan beberapa aspek penting, seperti pemilihan bibit berkualitas, pengelolaan air yang baik, dan pemberian pakan yang tepat.

Pemberian pakan yang tepat juga sangat penting dalam budidaya ikan emas. Pakan alami seperti cacing sutera atau pakan buatan seperti pelet dapat diberikan 2-3 kali sehari, secukupnya agar tidak mengotori air kolam.

Dengan pengembangan budidaya ikan emas, Lanud SMH Palembang berharap dapat meningkatkan kapasitas prajurit dan memberikan kontribusi pada perekonomian lokal. Selain itu, budidaya ikan emas juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat asupan gizi.

Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.