Manfaatkan kalender bekas, pembuat terompet bisa raup untung jutaan

id terompet,produsen,malam tahun baru

Manfaatkan kalender bekas, pembuat terompet bisa raup untung jutaan

Pembuat terompet di Palembang Parmin, Selasa (18/12). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Memanfaatkan kertas kalender bekas sisa percetakan, pembuat terompet di Jalan Radial Kota Palembang bisa meraup untung hingga Rp 10 juta rupiah setiap tahun baru.

Salah satu pembuat terompet Parmin (43) mengatakan untung tersebut diperoleh dari produksi terompet yang mencapai 5.000 buah untuk perayaan tahun baru 2019.

"Saya buat terompet mulai tiga bulan lalu karena sudah ada yang memesan, sampai pertengahan Desember sudah jadi 1.500 buah, target saya tahun ini 5.000," ungkap Parmin kepada Antara News Sumsel, Selasa.

Menurut Parmin yang sudah 15 tahun membuat terompet, ia membuat terompet berbahan dasar kertas kalender dan sebagian kertas duplek, untuk pernak-pernik terompet ia beli di Pasar 16 Ilir.

Sehari-hari Parmin biasa berjualan buah nangka di Pasar Cinde Palembang, namun sejak tiga bulan lalu ia dibantu istrinya membuat terompet di rumah, dalam satu jam ia bisa membuat 5 buah terompet.

Membuat terompet cukup mudah lanjutnya, pertama kertas kalender bekas di gunting lalu digulung membentuk corong panjang sekira 50 cm. Kedua, corong tadi dilapisi kertas mengkilap warna-warni dan terakhir di tambahkan terompet mini di mulut corong.

Ia membuat terompet model naga, natal, rombe, dan seksofon, selain itu ia juga membuat topi natal jika ada yang memesan, terompet-terompetnya di jual dengan kisaran harga Rp10.000 -  Rp20.000.

"Kalau pemesan yang sudah langganan tiap tahun terompet buatan saya kebanyakan mall dan hotel, satu hotel itu kadang mesan 1.000 buah, saya tidak  jual langsung di jalanan, biasanya H-10 tahun baru mulai signifikan pemesan terompetnya," ujar Parmin.

Namun Parmin menilai peminat terompet semakin menurun tiap tahunnya karena kalah pamor dengan petasan, dulu bahkan ia memiliki 10 karyawan dengan menghasilkan 13.000 terompet dan meraup untung hingga Rp20 juta.

"Beda kalau sekarang, tahun kemarin saja laku hanya 3.000 buah dari 5.000 yang saya siapkan, memang agak sepi pembeli terompet, untung ada hotel dan mall langganan jadi agak terselamatkan, semoga tahun ini ada peningkatanlah," jelas Parmin.