Menlu Arab Saudi bantah Putra Mahkota terlibat kasus Khashoggi

id Khashoggi,putra mahkota,arab saudi

Menlu Arab Saudi bantah Putra Mahkota terlibat kasus Khashoggi

Arsip Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018). Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas hilangnya Jamal Khashoggi yang diduga tewas saat berada di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/EM)

Riyadh, Arab Saudi (ANTARA News Sumsel) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada Kamis (15/11) berkeras bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman "sama sekali" memiliki kaitan dengan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Al-Jubeir mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu taklimat di Riyadh, beberapa jam setelah Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengajukan tuntutan hukuman mati terhadap lima tersangka utama dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober.

Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk menuntut pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu, dan penyelidikan mengenai pembunuhan tersebut akan berlanjut sampai semua tanda-tanya terjawab, kata Al-Jubeir.

Ia menyoroti bahwa para terdakwa dan korban dalam kasus Khashoggi adalah warga negara Arab Saudi dan peristiwa itu terjadi di wilayah kedaulatan Arab Saudi.

Diplomat senior Arab Saudi tersebut mengatakan ada upaya untuk mempolitisasi kasus Khashoggi, yang patut disesalkan.

"Media Qatar telah melancarkan aksi terorganisasi terhadap Arab Saudi dan mengeksploitasi kasus Khashoggi," kata Al-Jubeir, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Riyadh telah memutus hubungan dengan Doha sejak Juni 2017, dengan alasan bahwa Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme serta memiliki hubungan erat dengan Iran, pesaing utama Arab Saudi di wilayah itu.

Pada Kamis pagi, Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengungkapkan perincian mengenai pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan Khashoggi dibunuh dengan suntikan narkotika dan mayatnya dimutilasi, setelah dicekik oleh sekelompok agen Saudi di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Khashoggi, wartawan untuk The Washington Post dan pengkritik lantang Pemerintah Arab Saudi, hilang pada 2 Oktober, setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk memperoleh dokumen buat perkawinannya. Peristiwa itu memicu penyelidikan oleh Pemerintah Turki dan tekanan internasional agar Riyadh mengungkapkan keberadaan Khashoggi.

Setelah awalnya membantah, Pemerintah Arab Saudi pada penghujung Oktober mengakui Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat dan 18 orang yang memiliki hubungan dengan kasus tersebut ditangkap.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan sanksi internasional atas Arab Saudi sehubungan dengan kasus Khashoggi, Al-Jubeir mengatakan ada perbedaan antara penjatuhan hukuman atas mereka yang dituduh dan menganggap Pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab.

Pada saat yang sama, Departemen Keuangan AS pada Kamis mengumumkan sanksi atas 17 pejabat Arab Saudi sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.