Pasung masih menjadi masalah serius di Sumsel

id pasung,pemasungan,RS ernaldi bahar,sakit jiwa

Pasung masih menjadi masalah serius di Sumsel

Ilustrasi - Pemasungan (ANTARAFOTO/Sahlan kurniawan)

....Bisa jadi karena laki-laki memang rentan dengan stres sehingga mudah terkena gangguan kejiwaan....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pemasungan atau pasung bagi  orang dengan gangguan jiwa masih menjadi masalah serius di Sumatera Selatan, beberapa kasus masih dijumpai disejumlah kabupaten. 

"Kasus pasung pasien gangguan jiwa di Sumsel bisa dikatakan masalah yang tidak pernah selesai," ungkap Direktur Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang dr Yumidiansi di sela kegiatan peringatan hari kesehatan jiwa di Palembang, Rabu. 

Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel sendiri mencatat sekitar 370 kasus pemasungan penderita gangguan jiwa di sejumlah kabupaten dan kota. 

Tercatat juga kabupaten Musi Banyuasin, kabupaten Musi Rawas dan kabupaten Empat Lawang menjadi daerah dengan catatan temuan kasus pasung terbanyak. 

"Umumnya pasien gangguan jiwa yang dipasung berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah, karena tidak sanggup solusi yang diambil adalah pemasungan," papar Yumi. 

Dari sejumlah kasus pasien gangguan jiwa yang dipasung keluarganya, Rumah sakit Ernaldi Bahar mencatat mayoritas adalah laki-laki dengan dominasi usia produktif. 

"Bisa jadi karena laki-laki memang rentan dengan stres sehingga mudah terkena gangguan kejiwaan," ujarnya. 

Rumah sakit Ernaldi Bahar sendiri menampung dan menangani pasien korban pemasungan yang disalurkan oleh pemerintah kabupaten melalui dinas sosial untuk menerima perawatan sesuai kondisi pasien.

Yumi juga menjelaskan umumnya pasien gangguan jiwa yang dipasung selalu ditemukan dengan kondisi kekurangan gizi. 

"Hampir seratus persen kurang gizi langkah awalnya kami lakukan perbaikan gizi dengan penambahan kalori dan asupan lainnya," ujarnya. 

Tidak hanya itu penderita gangguan jiwa korban pasung juga dibersihkan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mereka juga menjalani berbagai terapi  dari rehabilitasi, terapi psikis hingga fsioterapi. 
 
"Kami layani sampai dia sembuh dan betul bisa dikembalikan ke keluarganya," kata dia.

Namun kendala yang cukup berat adalah setelah selesai perawatan. Umumnya para pasien gangguan jiwa yang pernah dipasung keluarga ini masih sulit diterima lingkungan dan keluarga dikarenakan masalah ekonomi tadi. 

"Masalahnya rumah sakit hanya memiliki fungsi pelayanan kesehatan, perawatan, dan rehabilitasi bukan sebagai tempat penampungan sehingga pasien harus kami pulangkan saat kondisinya dirasa cukup baik," ujarnya.  

Untuk itu ia mengharapkan peran keluarga untuk membantu pasien setelah proses perawatan dan penyembuhan.

"Yang jadi masalah juga pasien kembali di lingkungan keluarga seolah menjadi beban, dan dikhawatirkan kondisinya berulang lagi," tukasnya.

Ia juga mengharapkan pemerintah setempat hingga ke lingkungan terdekat penderita gangguan jiwa baik kecamatan dan keluarga juga aktif mengatasi permasalahan ini. 

"Terutama pemerintah daerah karena saya yakin kasus pasung ini masih banyak dan tidak dilaporkan," yakin dia