Bengkulu Selatan (ANTARA News Sumsel) - Sebanyak 169 warga Bengkulu Selatan mengalami gangguan jiwa atau psikotik masih tinggi sesuai data dari Dinas Sosial Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bengkulu Selatan Heriyadi di Manna, Selasa, menyebutkan dari 169 ODGJ itu tercatat sebanyak 84 orang merupakan psikotik murni, 41 orang dirantai, 31 orang dikurung dan 13 orang dipasung.
Psikotik merupakan ganguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam menilai kenyataan, sehingga muncul gejala berupa delusi dan halusinasi. Penderita akan memandang kenyataan secara abnormal.
Heriyadi mengakui tidak mudah mengevakuasi penderita ganguan jiwa yang dikurung, dirantai atau dipasung sebab pihak keluarga menolak untuk dipisahkan.
"Beberapa keluarga ada yang menolak kedatangan kami ketika hendak melakukan evakuasi. Mereka malu, sebab psikotik masih merupakan hal tabu di daerah ini," paparnya.
Ia mencontohkan, ketika petugas Dinas Sosial dan tim antipasung mendatangi lokasi pemasungan di Kota Manna, pihak keluarga melarang petugas membawa penderita psikotik itu ke Rumah Sakit Jiwa Soeprapto di Kota Bengkulu.
"Pihak keluarga marah, lalu memukul petugas kami hanya karena tidak rela psikotik itu dibawa ke rumah sakit," kata Heriyadi.
Heriyadi menjelaskan, evakuasi pederita psikotik di Bengkulu Selatan merupakan implementasi program Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Indonesia Bebas Pasung 2019 mendatang. Biaya pengobatan psikotik sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS. Dinas Sosial sendiri telah mengevakuasi delapan orang gila yang dipasung.
"Kami akan terus berupaya melakukan evakuasi terhadap para pederita psikotik di daerah ini," imbuhnya.
Untuk mendukung Gerakan Bengkulu Selatan Bebas Pasung, lanjutnya, masyarakat perlu memahami bagaimana menangani anggota keluarga yang menderita ganguan jiwa berupa penanganan medis, bukan dengan pemasungan.
Saat ini Dinas Sosial Bengkulu Selatan telah menerjunkan petugas untuk melakukan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat yang anggota keluarganya menderita psikotik.
"Ganguan jiwa itu bisa disembuhkan melalui penanganan medis yang tepat. Dan jika pihak keluarga melakukan pemasungan, maka mereka tidak manusiawi," pungkasnya.
Berita Terkait
Safari Ramadhan Pemkab Banyuasin banyak menyerap aspirasi masyarakat
Minggu, 24 Maret 2024 14:27 Wib
Hati-hati banyak kosmetik beredar tanpa izin
Sabtu, 23 Maret 2024 6:00 Wib
Pengusaha kue basah Palembang banyak pesanan dari luar kota
Jumat, 15 Maret 2024 13:23 Wib
Sara Fajira banyak belajar untuk dalami peran di film "Sinden Gaib"
Senin, 19 Februari 2024 20:32 Wib
Erick sebut banyak pembelajaran di 16 besar
Minggu, 28 Januari 2024 21:32 Wib
Ari Dwipayana sebut pernyataan Presiden soal kampanye banyak disalahartikan
Kamis, 25 Januari 2024 10:34 Wib
Gregoria akui banyak buat kesalahan sendiri saat hadapi Chen Yu Fei
Jumat, 12 Januari 2024 9:57 Wib
Semakin banyak orang dewasa Jepang yang enggan menikah
Sabtu, 6 Januari 2024 15:28 Wib