Baturaja (ANTARA Sumsel) - Jajaran Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menanggapi aksi pencopetan massal yang terjadi di pusat perbelanjaan Ramayana Baturaja, karena sampai sekarang pelakunya belum tertangkap.
Kapolres Ogan Komering Ulu (OKU), AKBP Mulyadi ketika dihubungi melalui telepon genggam di Baturaja, Senin menjelaskan bahwa kejadian copet massal yang dialami korban puluhan pengunjung Ramayana pada Minggu (6/4), akan mendapat perharian serius pihaknya.
Apalagi, saat tim dari Unit Pidum yang dipimpin Iptu Yuliko Saputra melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), ternyata 16 titik alat monitor (CCTV) di toko swalayan terbesar di daerah itu diduga dalam keadaan tidak aktif atau hanya dipajang saja.
"Kita akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Perindustiran, Perdagangan, Koperasi dan UKM OKU untuk melakukan uji kelayakan terhadap standarisasi keamanan di Ramayana Baturaja," kata Kapolres.
Menurut Mulyadi, hal itu dilakukan mengingat kasus kecopetan yang dialami pengunjung Ramayana Baturaja sudah dua kali terjadi.
Namun, sampai sekarang pelaku pencopetan yang diduga dilakukan komplotan yang sama belum berhasil ditangkap.
"Saat dicek 16 titik CCTV di Ramayana tidak ada satupun yang merekam aksi pencopetan itu. Ironisnya, petugas pengamanan di situ ternyata baru tahu kasus tersebut setelah korbannya melapor," ujar Kapolres.
Manager Ramayana Baturaja, Tito secara terpisah mengakui jika standar keamanan yang ada di swalayan itu belum maksimal.
Dikatakannya, 16 titik CCTV hanya terdapat di ruang tengah dekat kasir, lantai dua dan di dekat kantor karyawan saja.
Sementara untuk di bagian halaman depan, tempat parkir dan pintu samping sampai sekarang memang belum dipasang CCTV.
Khusus untuk petugas keamanan, jumlahnya saat ini juga masih jauh di bawah standar.
"Standarnya untuk swalayan sebesar kita ini harus ada 30 orang petugas pengamanan (satpam), namun saat ini baru ada sembilan orang yang bertugas dua shiff, yakni siang dan malam," ungkapnya.
Untuk itu kata dia, pihaknya sudah mengajukan ke manajemen pusat untuk menambah jumlah tenaga pengamanan dan fasilitas CCTV tersebut.
"Yang baru disetujui pusat adalah penambahan petugas pengamanan saja, sementara penambahan CCTV kita belum tahu apakah dalam waktu dekat bisa direalisasikan atau tidak," katanya.
Tito juga mengakui, jika kasus kecopetan yang dialami pengunjung Ramayana Baturaja sudah dua kali terjadi.
Disinggung tentang rencana Kapolres OKU yang akan mengajak instansi terkait melakukan uji kelayakan standarisasi keamanan di Ramayana Baturaja, Tito mengatakan, pihaknya siap mendukung hal itu.
"Yang jelas kami akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen, salah satunya dengan meningkatkan standarisasi keamanan agar pengunjung merasa nyaman berbelanja di tempat kami," ungkapnya.